Prabowo Terima Surat Kepercayaan dari Dubes 7 Negara: Ada Belanda hingga Cina

Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Subianto saat menerima sejumlah Duta Besar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
4/11/2024, 15.47 WIB

Presiden Prabowo Subianto menerima surat kepercayaan dari tujuh duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) negara-negara sahabat.  Tujuh negara itu adalah Belanda, Timor Leste, Zimbabwe, Uzbekistan, Tiongkok, Aljazair, dan Mongolia. 

Penyerahan surat kepercayaan tersebut digelar di Ruang Kredensial, Istana Merdeka Jakarta pada Senin (4/11) siang.

Prosesi penyerahan surat kepercayaan dimulai dengan upacara penyambutan oleh marching band pasukan pengamanan presiden (Paspampres) di halaman Istana. 

Setelah penyambutan di halaman istana, satu persatu duta besar memasuki Istana untuk menghadap Presiden Prabowo. Mereka menyerahkan surat kepercayaan secara bergiliran.  Prabowo didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Mayor Teddy.

Setelah menyerahkan surat, para duta besar secara bergantian melakukan prosesi foto bersama dengan Presiden, kemudian berpamitan dan kembali keluar untuk diberikan penghormatan oleh pasukan militer. 

Tujuh nama duta besar yang menemui Prabowo hari ini, sebagai berikut:

1. Marc Gerritsen, Duta Besar LBBP Designate Resident Kerajaan Belanda untuk Republik Indonesia;

2. Roberto Sarmento de Oliveira Saores, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Demokratik Timor-Leste untuk Republik Indonesia;

3. Martin Makururu, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Zimbabwe untuk Republik Indonesia;

4. Oybek Eshonov Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Uzbekistan untuk Republik Indonesia;

5. Wang Lutong, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Rakyat Cina untuk Republik Indonesia;

6. Abdelouahab Osmane, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Demokratik Rakyat Aljazair untuk Republik Indonesia;

7. Enkhtaivan Dashnyam, Duta Besar LBBP Designate Resident Mongolia untuk Republik Indonesia.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu