Bila Indonesia memiliki Jawa sebagai penentu suara dalam Pilpres, maka Amerika Serikat punya Seven Swing States alias tujuh negara bagian yang krusial. Ketujuh negara bagian ini adalah Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Tujuh negara bagian punya pemilih yang bisa menentukan nasib kepemimpinan Negeri Abang Sam empat tahun ke depan. Negara bagian ini memiliki swing voter hingga demografi berbeda.
“Jika Trump memenangkan North Carolina, Georgia, Arizona, and Nevada, Wisconsin, ia akan memenangkan Pilpres meski Harris menang di Pennsylvania," kata Profesor Ramymond J La Raja, Profesor Ilmu Politik di University of Massachusetts Amherst pada 31 Oktober lalu dikutip dari Al Jazeera.
Berikut alasan masing-masing negara bagian disebut swing states:
Arizona
Negara bagian ini berbatasan dengan Meksiko dan menjadi titik fokus perdebatan imigrasi di negara tersebut. Meski demikian, jumlah penyeberangan perbatasan dalam bulan ini telah turun dari rekor tertinggi.
Trump berkali-kali menyinggung kinerja Harris soal imigrasi, karena Biden menugaskannya mengatasi masalah perbatasan itu. Capres dari Partai Republik itu lalu bersumpah bakal melakukan operasi deportasi terbesar dalam sejarah Amerika bila ia menang.
Arizona juga menjadi tempat pertikaian sengit soal akses aborsi. Partai Republik negara bagian ini tidak berhasil mengembalikan larangan aborsi yang berlaku selama 160 tahun ini.
Masalah aborsi ini makin terpolarisasi pada 2022, saat Mahkamah Agung AS menghapus pengaturan hak aborsi dari negara dan mengembalikannya ke negara bagian.
Dua capres AS punya pandangan berbeda soal aborsi ini. Harris mendukung hak aborsi sejak menjadi wakil presiden. Ia bahkan berjanji bakal mendorong undang-undang federal melindungi hak tersebut.
Dari data hitung cepat Reuters per 14.20 WIB, Trump unggul tipis di Arizona. Porsi suaranya 50,3% sementara Harris 48,8%.
Georgia
Georgia menjadi negara bagian yang krusial, bahkan sejak Pilpres 2020. Kala itu, Trump dituduh membatalkan kekalahan tipisnya dari Joe Biden, namun Trump menyangkal tuduhan itu.
Sepertiga populasi Georgia adalah keturunan Afrika-Amerika. Pada 2020 lalu, demografi ini menjadi faktor penting bagi kemenangan Biden.
Selama beberapa waktu belakangan, warga Afrika-Amerika banyak banyak melaporkan kekecewaan atas Biden. Kamala Harris selaku wakilnya, mencoba mendapat dukungan warga setempat.
Pemungutan suara ditutup di Peach State, pada 00.00 GMT. Melansir quick count Reuters per 14.20 WIB, Trump unggul 50,7% dibanding Harris 48,5%.
Michigan
Negara bagian ini punya porsi Arab-Amerika terbesar di AS. Pada 2020 lalu, mayoritas warga Michigan mendukung Biden, namun mulai beralih karena dukungan presiden itu terhadap Israel selama perang.
Kondisi ini dimanfaatkan Harris dengan mengambil posisi lebih keras terhadap Israel. Melansir BBC, beberapa demonstran soal isu Gaza berharap Harris lebih bersimpati atas perjuangan mereka.
Trump juga menyadari pentingnya negara bagian ini, sehingga ia meminta Israel menyelesaikan serangannya pada Hamas di Gaza. Namun, ia ingin agar penyelesaian dilakukan dengan cepat.
Pemungutan suara ditutup pada pukul 02:00 GMT. Berdasarkan hitung cepat, Trump juga unggul dari Harris yakni 52,4% berbanding 45,8%.
Nevada
Kedua calon presiden bakal berusaha memenangkan populasi warga Amerika Latin yang cukup besar di Nevada. Negara ini juga menjadi penting karena isu ekonomi.
Pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja di Nevada usai Covid-19 lebih lambat dibanding negara bagian lain. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat pengangguran Nevada tertinggi di ketiga se-Amerika, dengan angka 5,1%.
Jika Trump menang, ia berjanji mengembalikan kebijakan pajak lebih rendah dan menyeluruh sehingga menarik perhatian pemilih.
Berdasarkan hitung cepat, Trump mendapatkan 51,5% suara. Sedangkan Harris baru mengumpulkan 46,9% suara.
North Carolina
North Carolina berbatasan dengan Georgia dan punya beberapa masalah elektoral yang sama. Kekuatan elektoral Trump awalnya mulai tergerus, namun belakangan ia berhasil mengembalikan posisinya yang kuat di negara bagian tersebut.
Trump memenangkan North Carolina pada tahun 2020 tetapi hanya unggul lebih dari 70.000 suara, yang semakin meningkatkan harapan Demokrat untuk menang pada pemilihan ini.
Pemungkutan suara ditutup 30 menit setelah Georgia. Melansir quick count Reuters per 14.20 WIB, Trump unggul di North Carolina sebesar 51% dibanding Harris 47,7%.
Pennsylvania
Para pakar menganggap daerah ini sebagai hadiah terbesar di peta medan perang elektoral. Kedua kandidat dan pasngannya tercatat sudah tampil lebih dari 50 kali di sana sejak pertengahan Juli.
Pennsylvania penting dalam pemilihan 2020, saat itu lebih banyak pemilih yang mendukung Biden. Harris, yang menjadi wakil presiden Biden sekaligus capres, menjadikan Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin sebagai fokus utama kampanyenya.
Di sisi lain, Trump selamat dalam satu dari dua upaya pembunuhan dirinya di Pennsylvania. Negara bagian ini juga menjadi pusat pemberian uang tunai yang kontroversial pada pemilih dari Elon Musk, miliarder pendukung Trump.
Isu yang menjadi sorotan di Pennsylvania adalah biaya hidup. Meski inflasi meningkatkan biaya hidup seluruh warga Amerika, namun harga bahan makanan Pennsylvania lebih cepat dibandingkan di negara bagian lain, menurut penyedia intelijen pasar Datasembly.
Inflasi yang tinggi dapat merugikan Harris di seluruh AS karena inflasi dapat merugikan perekonomian pemilih. Trump telah berusaha menyerang saingannya dengan mengaitkannya dengan kondisi ekonomi era Biden.
Pemungutan suara berakhir pukul 01:00 GMT. Dari quick count Reuters per 14.20 WIB, Trump unggul 50,9% dibanding Harris 48%.
Wisconsin
Negara bagian ini memiliki persaingan pemilih yang ketat pada Pemilu 2016 dan 2020. Pakar politik berpendapat, negara bagian yang marjinal seperti Wisconsin ini punya dampak terbesar dari Robert F. Kennedy, Jr., bukan Harris atau Trump.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa dukungan yang cukup besar untuk kandidat independen Robert F Kennedy Jr dapat merusak penghitungan suara untuk Harris atau Trump. Kennedy menangguhkan kampanyenya pada akhir Agustus dan mendukung Trump.
Sama seperti sejumlah swing states lainnya, Trump masih mengungguli Harris. Berdasarkan hitung cepat pada 14.20 WIB, ia mendapatkan 51,2% suara, sedangkan Harris berada di belakangnya dengan 47,2% suara.