Kakek Prabowo, RM Margono Djojohadikusumo, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Kolase foto dok. BNI dan ANTARA/Sigid Kurniawan
Kakek Presiden Prabowo Subianto, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, diusulkan mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Penulis: Hari Widowati
10/11/2024, 14.01 WIB

Kakek Presiden Prabowo Subianto, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, diusulkan mendapatkan gelar pahlawan nasional. Margono merupakan inisiator utama pendirian lembaga keuangan yang menjadi cikal bakal bank sentral di Indonesia.

"Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa RM Margono dengan semangat kebangsaan yang kuat memimpin upaya mendirikan Bank Sentral Indonesia di republik yang baru merdeka," ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Eddy Soeparno, di Jakarta, Minggu (10/11).

Eddy, yang juga mantan bankir, menilai terobosan RM Margono untuk membentuk bank sentral menjadi alasan yang kuat bagi diberikannya gelar pahlawan nasional kepada kakek Prabowo itu. Upaya RM Margono itu menunjukkan kontribusinya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Menurut Eddy, setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia menghadapai tantangan berat di dalam kedaulatan bidang ekonomi. Pada waktu itu Bank Sentral Belanda, De Javasche Bank, jelas-jelas menolak kedaulatan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

Dengan mandat dari Bung Karno dan Bung Hatta, RM Margono berhasil mendirikan bank sentral pertama di Indonesia, di tengah keterbatasan pemerintah yang baru merdeka dan tekanan dari penjajah Belanda.

"Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung, waktu itu RM Margono berperan aktif mengusulkan hingga akhirnya mendirikan Bank Negara Indonesia pada 5 Juli 1946. Bung Karno kemudian mengangkat RM Margono menjadi direktur utama pertama Bank Negara Indonesia hingga tahun 1950.

Menerbitkan Oeang Republik Indonesia

Menurut Eddy, RM Margono adalah pionir dalam kedaulatan ekonomi bangsa. RM Margono juga meletakkan dasar-dasar kebijakan perbankan dalam sistem ekonomi Indonesia.

Berdasarkan pengalamannya sebagai bankir selama 27 tahun, Eddy memperkirakan situasi ketika RM Margono memimpin bank sentral di negara yang baru merdeka sangat kompleks. Selain tekanan dari Belanda yang menolak mengakui kedaulatan Indonesia, RM Margono juga harus memberikan literasi keuangan di masyarakat yang mayoritas masih buta huruf.

"Di bawah kepemimpinnya, BNI menerbitkan Oeang Republik Indonesia pada September 1946. BNI juga aktif memberikan kredit dan mempersiapkan skema simpanan pada masyarakat," tuturnya.

Sebelumnya, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) mengusulkan agar RM Margono diberikan gelar pahlawan nasional. Kakek Prabowo Subianto ini dinilai berjasa dalam memperkuat pengakuan dunia internasional terhadap keberadaan negara Republik Indonesia. Firdaus, Ketua SMSI, mengatakan RM Margono ikut dalam negosiasi Konferensi Meja Bundar (KMB) .

Ketua Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formas) Yohanes Handoyo mengatakan usulan agar RM Margono diberikan gelar pahlawan nasional ini bukan karena Prabowo baru saja dilantik sebagai presiden RI ke-8. "Ini lebih kepada jasa-jasa RM Margono, termasuk mendirikan Bank Negara Indonesia pada 1946 yang memainkan peran penting sebagai bank sentral Indonesia di masa kemerdekaan," ujarnya. 

Reporter: Antara