Prabowo Gaet Investasi BP di Proyek Gas Tangguh Papua Senilai Rp 111 Triliun

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.
Suasana kilang gas Tangguh Train 3 di Lapangan Gas Tangguh, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Jumat (24/11/2023).
22/11/2024, 11.18 WIB

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan kabar komitmen investasi yang dilayangkan oleh  perusahaan energi asal Inggris, BP. Prabowo mengatakan BP bakal mengalirkan investasi senilai US$ 7 miliar atau sekira Rp 111,4 triliun.

Besaran dana investasi itu ditujukan untuk pengadaan teknologi penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon (CCUS) dan unit compression and control (UCC) di Proyek Tangguh yang terletak di Lapangan Ubadari, Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek tersebut berpotensi menghasilkan sekitar 3 triliun kaki kubik gas per tahun.

Komitmen tersebut didapat ketika Prabowo menghadiri CEO Roundtable Forum di London, Inggris pada Kamis, 21 November 2024 kemarin. Dia mengaku bertemu dengan 19 pimpinan perusahaan asal Inggris dengan komitmen total investasi mencapai US$ 8,5 miliar.

“Mereka sudah komitmen untuk investasi US$ 8,5 miliar. US$ 7 miliar dari BP, US$ 1,5 miliar dari beberapa perusahaan lain,” kata Prabowo saat menyampaikan keterangan pers yang disiarkan oleh kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Jumat (22/11).

Selain sektor energi, komitmen modal asing yang diperoleh dari para perusahaan Inggris juga menyasar kepada sektor perikanan, pendidikan, kesehatan dan pertahanan. Prabowo tak menjelaskan lebih jauh soal rincian proyek investasi dari tiap sektor.

“Pertemuan-pertemuan hari ini cukup produktif. Mereka sangat ingin masuk ke Indonesia, sebagian dari mereka sudah di Indonesia lebih dari 100 tahun,” ujar Prabowo.

Direktur Utama BP, Murray Auchincloss, menyampaikan bahwa proyek pengembangan lapangan gas Ubadari yang mencakup peningkatan perolehan gas melalui CCUS merupakan proyek lanjutan dan perluasan infrastruktur yang telah ada di fasilitas gas alam Tangguh di Papua Barat. Produksi di lapangan Ubadari diperkirakan akan dimulai pada tahun 2028.

“Ini menjadi proyek pertama di Indonesia yang memanfaatkan CCUS untuk memaksimalkan perolehan gas. bp telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 55 tahun, dan hubungan yang erat ini membawa pengalaman teknis yang mendalam untuk mendukung pengembangan inovatif ini,” kata Murray Auchincloss, dikutip dari siaran pers pada Jumat (22/11).

Tangguh CCUS bertujuan menjadi proyek CCUS pertama yang dikembangkan dalam skala besar di Indonesia, dengan potensi untuk melakukan sekuestrasi sekitar 15 juta ton CO2 dari emisi Tangguh pada fase awal.

Sementara, proyek UCC telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) dan merupakan kelanjutan dari pengembangan Proyek Tangguh, setelah penambahan kilang  proyek gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh Train 3 yang mulai beroperasi pada 2023 lalu. Proyek ini meningkatkan total kapasitas likuifaksi LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun.

Adapun BP merupakan operator Proyek LNG Tangguh LNG yang bertindak mewakili para mitra kontrak kerja sama Tangguh.

BP mengoperasikan Tangguh dengan partisipasi kepemilikan 40,22%, bersama mitra-mitranya yaitu MI Berau B.V. 16,30%, CNOOC Muturi Limited 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau) Limited 12,23%, KG Berau Petroleum Limited 8,56%, KG Wiriagar Petroleum Limited 1,44%, dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. 7,35%.

=======

https://www.youtube.com/watch?v=FcdliXHmqHc

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu