Indonesia Donasi Rp 474 Miliar ke GAVI untuk Tingkatkan Produksi Vaksin Global
Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan tertutup dengan Ketua Dewan Global Alliance for Vaccines and Immunization (Gavi), Jose Manuel Barroso di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat (6/12). Pertemuan itu menyepakati Indonesia memberikan donasi senilai US$ 30 juta atau setara Rp 474 miliar untuk meningkatkan produksi vaksin global.
Prabowo mengatakan selama ini Gavi telah membantu penyediaan vaksin gratis sebanyak 110, 3 juta dosis saat Pandemi Covid-19 senilai US$ 686,6 juta. Selain itu, Gavi juga menyalurkan perangkat penyimpanan atau cold chain equipment (CCE) senilai US$ 1 miliar. Alat itu digunakan untuk mengangkut dan mendistribusikan vaksin maupun produk farmasi lainnya.
“GAVI sangat berjasa dalam upaya kemanusiaan seluruh dunia, mereka sudah menyelamatkan nyawa lebih dari 1 miliar anak-anak termasuk yang di Indonesia,” kata Prabowo saat menyampaikan konferensi pers di ruang kredensial, Istana Merdeka Jakarta.
Prabowo menambahkan, pembicaraan dengan Gavi juga membahas soal peringatan wabah di masa mendatang, seperti cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Afrika. “Kita tidak boleh lengah karena kemungkinan terjadi pandemi bisa sewaktu-waktu,” ujarnya.
Ketua Dewan Gavi, Jose Manuel Barroso, menyampaikan vaksinasi imunisasi kepada anak-anak merupakan komitmen bersama untuk menjaga kesehatan global. Barroso menyampaikan kegiatan imunisasi merupakan upaya untuk mendukung pembangunan ekonomi dan sosial.
“Tanpa imunisasi anak-anak, kita tidak bisa memiliki warga negara yang sehat di masa depan,” kata Barroso pada kesempatan serupa.
Barroso sebelumnya pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Portugal dari tahun 2002 hingga 2004 dan Presiden Komisi Eropa dari tahun 2004 hingga 2014. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menegaskan pentingnya keberlanjutan kemitraan dengan GAVI dalam mendukung program imunisasi di Indonesia.
Keberlanjutan itu disampaikan Budi dalam GAVI Board Meeting di Bali, Rabu (4/12). “Dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa, tantangan dalam mengelola kesehatan masyarakat sangat besar,” kata Budi.
Setiap tahun, pemerintah Indonesia memvaksinasi sekitar 18 juta orang dengan jumlah antigen yang kini mencapai 14 jenis. Program ini memerlukan distribusi jutaan dosis vaksin ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil.
“Berkat program vaksinasi ini, angka kematian anak menurun secara signifikan, meski saya masih berharap hasilnya bisa lebih baik lagi,” ujar Budi.
Budi juga menyoroti dampak positif dukungan GAVI sejak tahun 2002, yang membantu Indonesia mencapai pengurangan angka kematian anak. Dengan bantuan GAVI tersebut, pemerintah Indonesia secara signifikan dapat meningkatkan jumlah antigen.
Budi menyampaikan pemerintah sebelumnya telah mewariskan 10.000 fasilitas kesehatan primer yang tersebar di seluruh Indonesia, dari 34 provinsi, dan 500 kabupaten/kota.