Prabowo Ajak Anggota Negara Blok Ekonomi D-8 Dukung Kemerdekaan Palestina

ANTARA FOTO/Mentari Dwi Gayati/app/nym.
Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pernyataan saat pertemuan dengan Presiden Republik Arab Mesir Abdel Fattah El-Sisi di Istana Kepresidenan Al Ittihadiya, Kairo, Mesir, Rabu (18/12/2024).
20/12/2024, 10.09 WIB

Presiden Prabowo Subianto mengajak negara-negara anggota organisasi kerja sama ekonomi D-8 untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Menurut Prabowo D-8 perlu mengambil inisiatif untuk terus memperjuangkan tatanan global yang berkeadilan demi kemakmuran bersama.

Prabowo menyerukan agar negara anggota D-8 menyesampingkan perbedaan untuk bersatu mendukung Palestina. "Kita mengatakan bahwa kita mendukung Palestina. Tapi jika kita lemah, bagaimana kita bisa mendukung Palestina? Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kolaborasi kita," kata Prabowo saat memberikan ketetangan di forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 di Kairo, Mesir, seperti dikutip Jumat (20/12). 

D-8 adalah organisasi kerja sama ekonomi dan pembangunan antara delapan negara berkembang yang didirikan tahun 1997. Anggotanya adalah Indonesia, Mesir, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, Turki, dan Pakistan.

Prabowo melanjutkan, blok ekonomi D-8 harus memiliki sumber daya agar aspirasi dan usulan yang disuarakan oleh negara anggota mendapat perhatian dari komunitas global. Salah satu caranya adalah dengan mendorong pertumbuhan ekonomi negara anggota D-8 melalui pengembangan industri dan teknologi.

"Kita harus menjadikan dunia Muslim sebagai dunia yang sejahtera, mengatasi kemiskinan. Mari kita bersatu untuk menjadikan D8 sebagai katalisator perubahan positif, menjadi aspirasi global south dan umat Muslim," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Prabowo turut mengutip temuan PricewaterhouseCoopers yang memproyeksikan seluruh negara anggota D-8 akan masuk dalam 25 negara ekonomi terbesar dunia pada 2050.

"D8 merupakan blok ekonomi terbesar ketiga di dunia, dengan total PDB sebesar US$ 4,81 triliun pada tahun 2023," kata Prabowo.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu