Siam Cement Group Kucurkan Rp 22,5 Miliar untuk 4.887 Beasiswa Pendidikan

Katadata/Muhamad Fajar Riyandanu
Perusahaan bahan material asal Thailand, Siam Cement Group (SCG), menyalurkan beasiswa pendidikan kepada 427 penerima beasiswa tahun ini
27/8/2025, 12.51 WIB

Perusahaan bahan material asal Thailand, Siam Cement Group (SCG), menyalurkan beasiswa pendidikan kepada 427 penerima beasiswa tahun ini, dengan rincian 415 beasiswa kepada siswa sekolah menengah atas (SMA) dan 12 tunjangan pendidikan bagi mahasiswa S1.

Secara keseluruhan, SCG telah menyalurkan hibah pendidikan kepada 4.887 siswa sekolah dan sarjana. Adapun dana total yang telah tersalurkan dalam program tersebut senilai Rp 22,5 miliar.

Vice President Corporate Administration SCG, Paramate Nisagornsen, mengatakan program ini merupakan komitmen perusahaan kepada Indonesia untuk membuka pintu pendidikan bagi generasi muda.

Dia mengatakan SCG dalam tiga belas tahun terakhir sudah berkontribusi bagi sektor pendidikan Indonesia. “Kami yakin bahwa dengan membuka akses pendidikan bagi generasi muda, kita dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah,” kata Paramate saat memberikan sambutan penganugerahan beasiswa pendidikan SCG Sharing the Dream di Wisma Kemenpora, Jakarta, pada Rabu (27/8).

Peta wilayah beasiswa tersebar di sejumlah wilayah operasi kerja SCG di kawasan Bekasi, Jakarta, Tangerang Selatan, Sukabumi, Bandung, Bogor, Karawang dan Gresik.

Pendiri Organisasi Filantropis Ancora Foundation, Gita Irawan Wirjaman, mengapresiasi peran SCG dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Menteri Perdagangan 2011-2014 itu menilai kondisi pendidikan saat ini masih cenderung rendah karena mayoritas masyarakat belum berpendidikan tinggi. Gita menyebut 88% kepada rumah tangga Indonesia belum merasakan bangku perkuliahan atau tidak punya ijazah S1.

Lebih jauh, Gita Wirjaman mengatakan 93% pemilih atau masyarakat yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum (Pemilu) tidak mendapat akses pendidikan tinggi sarjana S1. Situasi tersebut, menurut Gita, memengaruhi kualitas demokrasi dan kebijakan publik di Indonesia.

“Jadi jangan complaint kalau kualitas pemimpin kita tidak sebagus seperti yang kita inginkan. Karena mereka tidak datang dari Planet Mars, mereka datang dari kita sendiri,” ujar Gita.

Gita, yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2009-2012 itu, meyakini masa depan Indonesia akan lebih baik jika angka masyarakat yang tidak berpendidikan tinggi bisa diturunkan drastis. 

Gita berpendapat peningkatan kualitas pendidikan domestik dapat berkontribusi mengurangi kesenjangan kekayaan, peluang, pendapatan dan kesenjangan antara kota besar dan kota kecil agar pembangunan nasional tidak hanya terpusat di pusat kota.

Investasi di Bidang Pendidikan

Ia mendorong peran sentral guru dalam investasi pendidikan nasional. Gita menilai peningkatan kualitas tenaga pendidik dan guru di sekolah merupakan upaya untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik.

Gita menjelaskan, guru berkualitas yang mengajar di sekolah dapat menjangkau 20 hingga 200 siswa. Efek ini lebih progresif ketimbang pendidikan dari orang tua yang biasanya terbatas pada dua-tiga anak di rumah. “Satu-satunya harapan untuk membuahkan masa depan adalah di sekolah,” kata Gita.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu