Polisi dan TNI Diduga Serbu Kampus Unpas dan Unisba, Tembakan Gas Air Mata

Instagram @Bandunggoid
Kampus Unisba di Bandung terkena gas air mata dari kepolisian
2/9/2025, 10.09 WIB

Aparat kepolisian bersama TNI diduga masuk ke area kampus Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Pada Senin (1/9) malam, sekitar pukul 23.30 WIB. Mereka menembakkan lebih dari 30 selongsong gas air mata ke arah massa aksi, posko medis, titik evakuasi hingga sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Akibat penyerangan itu, banyak mahasiswa mengalami sesak napas, luka fisik hingga trauma. Kondisi kampus sampai saat ini belum sepenuhnya kondusif, aktivitas mahasiswa terganggu, dan sejumlah korban masih dalam tahap pemulihan.

“Serangan itu membuat kami terpaksa mundur. Banyak teman yang jatuh, sesak napas, sampai harus dibawa tim medis jalanan. Ada juga yang pingsan dan berdarah,” ujar Presiden BEM Ridho Dawam Unpas kepada Katadata.co.id, Selasa (2/9).

Selain itu, aparat disebut melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa yang mundur ke arah Trunojoyo.

“Kami benar-benar dihalangi aparat, dipukul, ditendang, didorong. Saya terkena tendang di rusuk kanan, jatuh, lalu dipukul di rahang dan belakang kepala. Beruntung, ada tim medis yang langsung menolong dan membawa saya ke Unisba,” kata. Ridho.

Seorang mahasiswi bernama Sandrina juga mengalami kekerasan serupa. Ia terkena tendangan aparat di bagian perut dan mengalami luka di bagian lutut.

Sementara itu, hingga saat ini masih terdapat dua mahasiswa yang keberadaannya belum jelas, yakni Muhammad Faisal Helwa Rizqi (FH’22 Unpas), Muhammad Naufal Dira Asmara (FH’23 Unpas).

Beda Versi Antara BEM dan Rektor - Kepolisian

Rektor Unisba Harits Nu’man mengatakan tim patroli gabungan TNI-Polri tidak masuk ke area kampus. “Sepanjang pantauan saya, baik melalui laporan maupun langsung saya lihat di CCTV di sini, saya lihat pantauan disini, kami tidak melihat aparat kepolisian walaupun berpakaian preman masuk ke area kampus. Itu murni semuanya demonstran, ya saya sebutkan, pendemo, yang tadi di sweeping masuk ke area kampus,” kata Harits di Bandung, Selasa.

Harits menjelaskan kampus Unisba memang sempat dijadikan titik penanganan medis selama unjuk rasa berlangsung beberapa hari terakhir di Kota Bandung. Namun, pada Senin malam posko medis di kampus telah ditutup sejak pukul 21.00 WIB.

“Proses penanganan korban berakhir pukul 20.30. Setelah itu ada beberapa korban yang masih sesak dan lemas, sudah selesai kami tangani dan dijemput keluarganya. Posko tutup di jam 21.00,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengungkapkan tembakan gas air mata yang terjadi di sekitar Tamansari dipicu oleh serangan bom molotov dari sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga kelompok anarko.

Ia mengatakan insiden itu berawal saat patroli gabungan TNI-Polri berskala besar melintas di kawasan Jalan Tamansari, Kota Bandung.

“Pada saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok anarko. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis,” kata Hendra.

Hendra menjelaskan kelompok tersebut kemudian melakukan provokasi lebih jauh dengan melempar bom molotov dari dalam kampus ke arah petugas dan kendaraan, termasuk mobil rantis Brimob. Atas kondisi itu, petugas menembakkan gas air mata ke jalan raya.

Ia menegaskan informasi di media sosial yang menyebut aparat masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata ke dalam area kampus adalah tidak benar.

“Jarak petugas kurang lebih 200 meter dari kampus Unisba. Tidak ada tembakan gas air mata yang diarahkan ke kampus, semuanya diarahkan ke jalan raya, tempat kelompok berpakaian hitam berkumpul,” kata dia.

Catatan redaksi: 

Kami menambahkan keterangan tambahan versi rektor dan kepolisian pada Selasa 2 September 2025 pukul 17.00 WIB. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Farida Ahniar, yelinda