Erick Thohir Tepis Isu Indonesia Ikut Campur Sanksi FIFA ke Malaysia

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/bar
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir (kiri) bersama Wamenpora Taufik Hidayat (kanan) mengikuti rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/9/2025).
30/9/2025, 11.24 WIB

Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir membantah tudingan yang menyebut Indonesia terlibat dalam sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada Federasi Sepak Bola Malaysia atau Football Association of Malaysia (FAM).

Erick menyampaikan pemerintah Indonesia tidak mencampuri urusan internal negara lain, termasuk dalam aspek politik maupun kebijakan dalam negeri yang diambil oleh negara terkait.

“Kami tidak ikut campur dengan politik atau kebijakan masing-masing negara. Tapi mohon maaf kalau kami di Indonesia ingin olahraganya maju,” kata Erick kepada wartawan setelah menghadiri rapat kerja dengan Komisi X DPR di Gedung Parlemen Senayan Jakarta pada Senin (29/9).

Tudingan tersebut muncul dari pernyataan Putra Mahkota Johor sekaligus pemilik klub sepak bola Johor Darul Ta'zim, Tunku Ismail Idris, terkait sanksi FIFA terhadap Malaysia akibat pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi.

Ia menyinggung dugaan keterlibatan pihak eksternal dalam keputusan FIFA tersebut. Ia mempertanyakan keputusan FIFA yang awalnya menyetujui dokumen naturalisasi tapi kemudian berubah menjadi hukuman kepada FAM.

Tunku Ismail juga menyinggung pihak-pihak yang melangsungkan pertemuan di New York, Amerika Serikat (AS) belakangan ini. Pernyataan Tunku Ismail berdekatan dengan agenda pertemuan Presiden FIFA Gianni Vincenzo Infantino dan Presiden Prabowo Subianto di New York pada Kamis, 25 September lalu.

Pertemuan tersebut terjadi setelah Prabowo menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 23 September kemarin.

Erick Thohir menjelaskan pertemuan antara keduanya hanya fokus membahas perkembangan sepak bola Indonesia. Ia menjelaskan FIFA akan mendorong penyelenggaraan kejuaraan dunia U-15 dengan format pertandingan delapan lawan delapan sebagai bagian dari sistem pembinaan usia dini.

“Pembicaraan Bapak Presiden dengan Presiden Gianni jelas, Bapak Presiden bicara mengenai sepak bola Indonesia, tidak bicara mengenai negara lain.” ujarnya.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu menyampaikan, pertemuan Prabowo dengan Presiden FIFA merupakan langkah Indonesia untuk membangun hubungan dengan tokoh-tokoh olahraga dunia.

Menurut Erick, Prabowo juga berencana untuk bertemu dengan International Olympic Committee (IOC) dan organisasi olahraga global lainnya. Langkah membangun relasi internasional ini diharapkan dapat memicu peningkatan kualitas olahraga domestik menjadi lebih berkembang nantinya.

“Kami di Indonesia ingin olahraganya maju. Ingin sepak bolanya bagus, ingin bulu tangkisnya bagus, pencak silatnya mendunia, olahraga-olahraga kita ingin maju, ya kita harus lakukan itu,” ujar Erick. “Tapi kami tidak intervensi, tidak ikut campur isu-isu negara lain.”

FIFA Jatuhi Sanksi ke Malaysia

Komite Disiplin FIFA pada 26 September menjatuhkan sanksi kepada FAM dan tujuh pemainnya, yakni Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomás Garcés, Rodrigo Julián Holgado, Imanol Javier Machuca, João Vitor Brandão Figueiredo, Jon Irazábal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano terkait pemalsuan dokumen.

Ketujuh pemain itu tampil membela Malaysia saat melawan Vietnam pada laga putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia AFC 2027 di Arab Saudi pada 10 Juni 2025.

Setelah memeriksa seluruh bukti dalam proses yang sesuai aturan, Komite Disiplin FIFA menjatuhkan sanksi kepada pihak terkait. FAM dikenai denda sebesar 350 ribu franc Swiss (CHF), sementara ketujuh pemain masing-masing wajib membayar denda 2 ribu franc Swiss (CHF).

Selain itu, para pemain tersebut juga dijatuhi hukuman larangan mengikuti seluruh aktivitas sepak bola selama 12 bulan, terhitung sejak tanggal pemberitahuan keputusan.

Di luar sanksi tersebut, FIFA juga akan melanjutkan pembahasan mengenai kelayakan ketujuh pemain untuk membela tim nasional Malaysia ke Tribunal Sepak Bola FIFA untuk diputuskan lebih lanjut.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu