Survei: 37% Kelas Menengah Nilai Kebijakan Pemerintah Tak Berpihak Mereka
Lembaga riset KedaiKOPI melakukan survei terkait kelas menengah. Dari hasil survei yang dilakukan mereka, ada 37% responden kelas menengah menilai kebijakan yang dibuat pemerintah tak berpihak kepada mereka.
Sedangkan 58% atau mayoritas responden menganggap kebijakan yang dibuat pemerintah sejauh ini berpihak pada kelas menengah. Angka tersebut merupakan akumulasi dari 10% yang menilai sangat berpihak dan 48% lainnya menilai cukup berpihak.
Peneliti senior KedaiKOPI, Ashma Nur Afifah mengatakan kelas menengah membutuhkan insentif seperti stabilisasi harga bahan pokok, perluasan bantuan cek kesehatan gratis dan sekolah rakyat, optimalisasi komunikasi publik, serta mitigasi dampak pergeseran belanja online terhadap ritel fisik.
“Kebijakan pendidikan dan kesehatan diperlukan juga sama kelas menengah. Namun perlu diingat kebutuhan dasar seperti itu kurang relevan bagi masyarakat menengah,” kata Ashma dalam paparannya, Selasa (28/10).
KedaiKOPI merekomendasikan penyediaan pelatihan kerja formal yang memadai bagi kelas menengah. Pemerintah juga perlu memastikan layanan dasar telah terpenuhi, seperti pendidikan berkualitas dan kesehatan bermutu.
“Jika sektor formal sulit, ciptakan pekerjaan informal yang stabil melalui penyediaan modal, akses pembiayaan, atau pelatihan kewirausahaan,” kata dia.
Survei tersebut juga menunjukkan hasil pengeluaran rumah tangga kelas menengah yang meningkat dalam tiga bulan terakhir. Terdapat pergeseran anggaran ke kebutuhan pokok dan pendidikan, sementara untuk belanja fesyen, makan di luar, serta rekreasi dipangkas atau ditunda.
“Satu kalimat yang menggambarkan perubahan paling mencolok dengan konsumsi kelas menengah adalah fokus ke kebutuhan pokok,” kata Ashma.
Setidaknya, tiga dari lima responden survei tersebut merasakan adanya peningkatan pengeluaran yang didasari pada meningkatnya harga kebutuhan pokok.
“Harga pangan yang meningkat, terus transportasi ini berpengaruh ke perubahan perilaku sementara secara kapasitas bayarnya makin tidak stabil,” kata Ashma.
Survei ‘Pergeseran Perilaku Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah’ ini dilakukan pada 14-19 Oktober 2025 dengan metode Online-Computerized Assisted Self Interview (CASI).
Survei tersebut melibatkan 932 responden WNI yang berusia 17-55 tahun, dengan pendapatan antara Rp 3,5 - Rp 14,5 juta/bulan, atau memiliki pengeluaran per kapita antara Rp 2 juta hingga Rp 9,9 juta per bulan.