MKD Gelar Sidang Etik Uya Kuya hingga Sahroni, Aksi Joget jadi Sorotan Lagi
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR menggelar sidang perdana lima anggota DPR yang dinonaktifkan sejak Agustus lalu pada Senin (3/11). Kelima anggota DPR itu yakni Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Fraksi Nasdem, Adies Kadir dari Fraksi Golkar, serta Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) dan Surya Utama (Uya Kuya) dari Fraksi PAN.
Agenda sidang kali ini menghadirkan sejumlah saksi dan ahli. Salah seorang ahli yang dihadirkan yakni founder Drone Emprit, Ismail Fahmi. Ismail menyoroti aksi berjoget para anggota DPR yang sebelumnya disoroti masyarakat, utamanya menjadi perbincangan di media sosial.
“Dalam kasus kemarin yang kita lihat itu masyarakat itu tersentuhnya di mana, yang saya lihat joget-jogetnya itu bikin kesal banget, bukan soal angka (kenaikan gaji), tapi joget-joget pas nak gajinya,” kata Ismail dalam sidang.
Ia mengatakan, hal yang memantik respons masyarakat terletak pada aksi joget dari para anggota dewan, bukan pada nominal tunjangan yang menjadi polemik. Para legislator itu dinilai tidak sensitif dengan kondisi di masyarakat.
“Yang dibangun bukan angkanya, tapi emosinya. Nah, emosi ini harus dibereskan. Apa yang masuk di masyarakat soal angkanya tadi atau joget-joget? Kalau saya sendiri terkesan kesalnya itu di joget-jogetnya ini,” kata dia.
Sidang tersebut dipimpin oleh Ketua MKD DPR Nazaruddin Dek Gam dan terbuka untuk umum. Nazaruddin mengatakan, sidang digelar untuk mencari penyebab utama sorotan masyarakat kepada lima anggota DPR tersebut pada akhir Agustus.
"MKD akan meminta keterangan dari saksi dan ahli untuk memperjelas duduk perkara peristiwa yang mendapat perhatian publik," kata Nazaruddin.
Saksi dan ahli lainnya yang dihadirkan yakni Deputi Persidangan Setjen DPR RI Suprihartini, Koordinator orkestra pada sidang tahunan Letkol Suwarko, ahli kriminologi Prof. Dr. Adrianus Eliasta, ahli hukum Dr. Satya Arinanto, ahli sosiologi Trubus Rahardiansyah, ahli analisis perilaku Gusti Aju Dewi, dan Wakil Koordinator Wartawan Parlemen Erwin Siregar.