Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan program Pasukan Putih, inisiatif pelayanan kesehatan berbasis masyarakat yang bertujuan menjangkau kelompok rentan di Ibu Kota. Bagi sebagian warga Jakarta, Pasukan Putih bukan sekadar program pemerintah, melainkan penolong di saat darurat.

Salah satunya dialami Randy (29), warga Petukangan, Jakarta Selatan, yang pernah merasakan langsung kehadiran Pasukan Putih.

“Waktu itu nenek saya sakit, nggak bisa bangun. Kemudian dibantulah oleh petugas Pasukan Putih yang datang ke rumah. (Waktu itu) mereka mengecek kondisi kesehatan nenek saya, terus dikasih saran soal tindakan yang harus dilakukan,” ujar Randy kepada Katadata, Rabu (12/11).

Randy menilai kehadiran Pasukan Putih sangat penting, terutama bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan. Ia menyebut program ini sangat membantu warga yang kesulitan pergi ke Puskesmas atau rumah sakit.

“Sebagai orang yang pernah dapat bantuan (Pasukan Putih), menurut saya ini program bagus. Harapannya sih semoga ada penambahan (petugas) ya, soalnya tugas lapangan kan butuh tenaga ekstra. Biar tugasnya (Pasukan Putih) lebih efektif juga,” tuturnya.

Urgensi kehadiran Pasukan Putih diamini Gracella (25) warga Pulo Gadung, Jakarta Timur. Ia mengaku pertama kali mengetahui Pasukan Putih dari group chat RT-nya.

“Penting banget Pasukan Putih ini, soalnya kan nggak semua orang bisa datang ke Puskesmas ya, apalagi lansia atau yang punya keterbatasan fisik,” ungkap wanita berkacamata tersebut.

Senada dengan Randy, ia menilai jumlah petugas Pasukan Putih di lapangan perlu ditingkatkan.

“Kalau melihat jumlah penduduk di Jakarta, dua orang (per Puskesmas) itu kayaknya kurang sih, apalagi kalau daerahnya luas, pasti kewalahan (melayani warga). Harapannya sih kalau bisa ditambah jumlahnya supaya lebih banyak warga yang bisa dijangkau,” pungkasnya lagi.

Program Pasukan Putih merupakan inisiatif Pemprov DKI melalui Dinas Kesehatan, yang berjalan sejak Mei 2025. Program ini bertujuan menjangkau kelompok rentan seperti lansia, pasien dengan penyakit kronis, atau warga yang tidak bisa melakukan aktivitas dasar secara mandiri.

Dengan pendekatan home service, para anggota Pasukan Putih mendatangi langsung rumah warga untuk memberikan perawatan dasar, pemantauan kesehatan, hingga edukasi mengenai gaya hidup sehat. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan kehadiran Pasukan Putih bertujuan untuk memastikan tidak ada warga Jakarta yang tertinggal dalam hal akses layanan kesehatan.

“Saya melihat ada persoalan serius di Jakarta, terutama bagi warga yang tinggal di gang-gang sempit, rumah-rumah yang sangat terbatas, dan di bedeng-bedeng. Pasukan Putih hadir untuk menjangkau mereka yang kurang beruntung, agar tetap mendapatkan hak pelayanan kesehatan yang layak,” terang Pramono dalam acara pelepasan 584 anggota Pasukan Putih, Rabu (29/10).

Pasukan Putih DKI Jakarta Diresmikan Pramono Anung (Pemprov DKI) 

Adapun tugas Pasukan Putih meliputi perawatan dasar, pemantauan kondisi kesehatan, pemberian edukasi, dukungan emosional, serta membantu proses rujukan ke fasilitas kesehatan.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, setiap Puskesmas Pembantu (Pustu) di tingkat kelurahan memiliki dua anggota Pasukan Putih. Ani menambahkan para anggota Pasukan Putih yang terjun ke lapangan memiliki kualifikasi pendidikan SMA serta telah mengikuti pelatihan selama lima hari dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Pelatihan yang diberikan Dinas Kesehatan DKI Jakarta meliputi pelayanan kesehatan dasar, perawatan bagi masyarakat dengan keterbatasan fisik, basic life support (BLS), serta pelatihan tambahan, seperti pendampingan minum obat dan perawatan sehari-hari.

“Kompetensi Pasukan Putih akan terus kami tingkatkan agar mereka menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat komunitas,” pungkas Ani.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.