Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Hyundai Motor Group sudah mendapatkan lahan untuk investasi pembangunan pabrik mobil listrik di Karawang, Jawa Barat. Kini, dia pun mengusulkan tambahan investasi pabrik mobil listrik baru di Jawa Tengah.
Permintaan itu dia sampaikan ketika bertemu pimpinan Hyundai di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (26/7) sore. Pertemuan Luhut dengan bos otomotif asal Korea Selatan adalah pembahasan lanjutan setelah Hyundai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/7) lalu.
Luhut mengungkapkan, nilai investasi Hyundai di Jawa Barat mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. "November, bakal ada penandatanganan kesepakatan yang disaksikan Presiden Indonesia dan Presiden Korea Selatan di Seoul (Korea Selatan)," katanya usai berbicara dengan delegasi Hyundai.
(Baca: Jokowi Bertemu Bos Hyundai Bahas Mobil Listrik hingga Mobil Terbang)
Investasi Hyundai berupa pabrik untuk perakitan mobil listrik. Apalagi, sudah ada penanaman modal asing untuk industri pendukung, yaitu pabrik baterai lithium sebagai pelengkap mobil listrik. Contemporary Amperex Technologyy (CATL) memimpin konsorsium bersama LG dengan nilai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun.
Luhut juga meminta Hyundai untuk menambah investasi di Jawa Tengah dengan nilai berbeda. Menurutnya, Hyundai menyambut usulan itu. Namun, tambahan investasi masih menunggu finalisasi pabrik di Jawa Barat. "Bertahap, mereka mau bikin dua pabrik, satu lagi di Jawa Tengah," ujarnya.
Dia menuturkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah menawarkan lahan kosong seluas hingga 3 ribu hektare. Menurutnya, investasi pabrik membutuhkan lahan sekitar 100 sampai 200 hektare. Yang jelas, dia memastikan pembukaan lapangan tenaga kerja baru yang butuh kualifikasi teknologi tinggi.
(Baca: Jokowi Temui Bos Hyundai di Istana, Bahas Mobil Listrik)