Pandemi Covid-19 turut mengubah permintaan pada produk otomotif pabrikan Jepang yakni Toyota. Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan pemesanan Toyota HiAce ternyata mengalami peningkatan seiring naiknya permintaan ambulans.
Ia mengatakan, Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) Toyota HiAce pada September ini mencapai 800 unit. Jumlah tersebut meningkat 166% dibandingkan rata-rata permintaan HiAce pada masa sebelum pandemi, yaitu 300 SPK per bulan.
Dari 800 SPK pada bulan ini, sebagian di antaranya merupakan pesanan dari rumah sakit untuk penggunaan ambulans. "Ini cukup tinggi peningkatannya di beberapa bulan ini," kata Anton dalam Workshop for Automotive & Industry Journalist, Selasa (29/9).
Anton juga mengatakan penjualan Toyota Hilux pada September ini telah melebihi 460 unit, melewati target Toyota yakni 300 unit. Hal ini disebutnya tanda perbaikan lantaran penjualan kendaraan niaga sempat menurun pada Apri dan Mei lalu.
Penjualan ritel Toyota pada April dan Mei lalu akibat pembatasan guna memutus rantai pandemi Covid-19. Pada April, penjualan ritel Toyota mencapai 8.443 unit atau turun 52,5% dari bulan sebelumnya sebanyak 17.787 unit.
Angkanya semakin menurun pada Mei menjadi 6.727 unit. Namun, penjualan kembali meningkat pada Juni menjadi 11.196 unit. Selanjutnya, penjualan ritel pada Juli dan Agustus secara berturut-turut mencapai 11.531 unit dan 11.057 unit. "Mudah-mudahan ini indikasai peningkatan ekonomi," ujar dia.
Meski begitu, Anton memproyeksi penjualan kendaraan seluruh merek pada tahun ini tidak akan mencapai target yang telah ditetapkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Gaikindo sebelumnya menargetkan penjualan kendaraan pada 2020 hanya 600 ribu unit, jauh dari target tahun lalu yakni satu juta unit.
Namun dia berharap, angka penjualan kendaraan tidak akan terlampau jauh dari target semula. "Mudah-mudahan bisa 550 ribu unit ke atas," katanya.
Usaha untuk mendorong penjualan otomotif juga dilakukan pemerintah yang mewacanakan relaksasi pajak pembelian mobil hingga 0%. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kebijakan ini juga diperlukan untuk menolong industri turunan otomotif.
“Sehingga bisa membantu pertumbuhan industri manufaktur di bidang otomotif tersebut," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang beberapa waktu lalu.