Produsen otomotif terkemuka asal Amerika Serikat (AS), Ford Motors, berencana membangun pabrik baterai untuk mobil listrik senilai US$ 11,4 miliar atau lebih dari Rp 162 triliun. Ford akan bekerja sama dengan pemasok baterai listrik asal Korea Selatan, SK Innovation.
Pabrik ini nantinya akan menciptakan 11 ribu lapangan kerja baru untuk memproduksi mobil listrik dan baterai. Ford dan SK Innovation akan membentuk perusahaan patungan bernama BlueOvalSK, yang akan membangun dua pabrik baterai lithium-ion di Central Kentucky, dan satu di Tennessee.
“Juga (membangun) area kampus seluas 3.600 are di Tennessee barat. Di area kampus ini juga akan dibangun pabrik baterai bersama SK, supplier park, pusat daur ulang dan pabrik perakitan baru untuk truk F-Series listrik,” kata CEO Ford Jim Farley seperti dikutip CNBC.com, Selasa (28/9).
Dari dua pabrik yang akan dibangun di Kentucky, satu pabrik diproyeksi akan mulai berproduksi pada 2025, dan satu pabrik lainnya akan mulai beroperasi pada 2026.
Chief Operating Officer Ford Amerika Utara Lisa Drake menjelaskan bahwa sekitar US$ 5,6 miliar (sekitar Rp 80 triliun) investasi Ford dengan SK akan digunakan untuk kampus baru bernama Blue Oval City di Stanton, Tennessee.
Sedangkan sisanya, US$ 5,8 miliar (Rp 82 triliun) untuk membangun dua pabrik di Glendale, Kentucky. Dari total investasi US$ 11,4 miliar, Ford akan menanggung sekitar U$ 7 miliar atau sekitar Rp 99 triliun.
“Ini adalah momen yang sangat penting bagi kami dan negara kami hari ini. Kami mengumumkan investasi tunggal terbesar di fasilitas manufaktur baru dalam 118 tahun sejarah Ford,” kata Drake. SK Innovations merupakan salah satu produsen baterai listrik terbesar di dunia, simak databoks berikut:
Farley mengatakan bahwa investasi ini akan didanai dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. “Ford tidak akan mengambil utang tambahan untuk mendanai rencana tersebut,” ujarnya Farley.
Adapun Tiga pabrik baru yang akan dibangun BlueOvalSK akan meningkatkan kapasitas produksi Ford menjadi 129 gigawatt hour setahun atau cukup untuk 1 juta kendaraan listrik setiap tahun. Itu lebih dari setengah dari kapasitas produksi mobil listrik yang ditargetkan Ford secara global pada 2030.
Ford sebelumnya telah menargetkan bahwa pada akhir dekade ini atau 2030, sekitar 40% dari total penjualannya secara global akan berasal dari kendaraan listrik.
“Ini benar-benar proyek yang mengejutkan, dan proyek yang berbicara tentang ambisi Ford terhadap industri EV AS yang berkembang pesat,” kata kepala pemasaran global SK Innovation Yoosuk Kim.
Selain membangun pabrik, Ford juga berencana menginvestasikan US$ 525 juta (Rp 7,5 triliun) selama lima tahun ke depan, salah satunya untuk melatih teknisi terampil untuk melayani pasar mobil listrik.
“Ini hanyalah awal dari aspirasi kami untuk memimpin Amerika di abad berikutnya dalam transportasi berkelanjutan pada ekonomi. Investasi ini melambungkan kami ke posisi ter depan untuk memimpin revolusi listrik,” kata Drake.