Inovasi motor listrik buatan dalam negeri akhir-akhir ini mendapat banyak perhatian. Selain karena ada wacana penjualan semua kendaraan listrik di 2050, transportasi berteknologi listrik pun kini sedang dilirik banyak konsumen.
Pada tahun 2018, Penjualan mobil listrik secara global mencapai 5,1 juta unit. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 3 juta unit.
Menurut International Energy Agency (IEA), saat ini negara pengguna terbesar mobil listrik adalah Tiongkok dengan 2,24 juta unit. Amerika Serikat (AS) menjadi negara terbesar kedua dalam penggunaan mobil listrik dengan 1,13 juta unit.
Di Eropa, penjualan mobil listrik mencapai 1,35 juta unit sepanjang tahun lalu. Norwegia menjadi negara Eropa dengan penjualan mobil listrik terbanyak, yakni 296,2 ribu unit. Negara pengguna mobil listrik terbanyak di dunia adalah Tiongkok, kemudian disusul Amerika Serikat, Norwegia, Jepang, Inggris, Prancis, Jerman dan Belanda.
Saat ini, beberapa kendaraan listrik sudah lalu-lalang di jalanan, khususnya di ibu kota. Meski masih sedikit jumlahnya, beberapa kendaraan listrik sudah mulai beroperasi.
Berdasarkan catatan Korlantas Polri yang dihimpun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sampai September 2020 lalu, terdapat hampir 1.500 unit kendaraan bermotor listrik yang mengaspal di jalanan raya Jadetabek.
Mayoritas kendaraan bermotor listrik adalah sepeda motor. Di DKI Jakarta, jumlahnya mencapai 1.092 unit kendaraan yang tercatat di Polda Metro Jaya. Selain itu juga terdapat tiga unit bus listrik dan 55 unit mobil listrik.
Di Banten, tepatnya di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan tercatat sudah ada 164 unit sepeda motor listrik yang terdaftar di Korlantas Polri. Sementara di wilayah Bekasi dan Depok, terdapat pula 105 unit sepeda motor listrik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan terdapat 2,73 juta kendaraan listrik roda dua dan tiga pada tahun depan, dengan kebutuhan stasiun pengisian sebanyak 170 ribu unit di seluruh Indonesia.
Kuantitasnya akan bertambah tiap tahun. Pada 2030, pemerintah memperkirakan ada 7,46 juta kendaraan listrik dengan kebutuhan stasiun pengisian mencapai 530 ribu unit.
Jumlah stasiun pengisian listrik umum di Indonesia sampai saat ini berjumlah 7.149 unit yang tersebar di 3.348 lokasi. Sedangkan jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sebanyak 16 unit. SPKLU itu tersebar di 10 lokasi dan terpasang di Jakarta, Bandung, Tangerang, Semarang, Surabaya, dan Bali.
Baru-baru ini terdengar kabar bahwa Polytron yang merupakan salah satu pabrikan elektronik ternama asal Indonesia secara resmi telah memperkenalkan satu produk motor listrik terbaru mereka dengan nama “Evo Polytron”.
Melansir dari Jatengprov.go,id, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo datang meninjau proses pembuatan motor listrik tersebut di Kudus, Jawa Tengah pada Rabu (3/11).
Menurut gubernur, bentuk produk motor listrik Polytron jauh lebih maju dan berkembang. Di seri motor yang lebih besar, desainya menarik dan terlihat lebih gagah.
Ganjar mengatakan sangat bangga karena ada satu karya lagi dari Jateng, motor listrik buatan Polytron. Dan ternyata, tidak hanya satu jenis, Polytron sudah menyiapkan berbagai jenis motor listrik.
Pengembangan dilakukan Polytron untuk motor listrik Evo Polytron sendiri sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu. Secara keseluruhan motor listrik Polytron ini terlihat memiliki tampilan layaknya motor matic pada umumnya. Hanya saja dari struktur rangka, mesin dan fitur tentunya berbeda.
Spesifikasi Motor Listrik Polytron
Christopher selaku Business Development PT Hartono Istana Teknologi mengatakan Polytron Evo memiliki spesifikasi tenaga maksimal 3.000 watt. Dengan spesifikasi tersebut membuat motor mampu mencapai kecepatan tertinggi 60 km/jam.
Kecepatan tertinggi itu diraih dengan bantuan baterai sebesar 1.740 Wh. Dengan kapasitas baterai yang dimilikinya, motor ini mampu menempuh jarak 60-70 km.
Kelebihan motor listrik Polytron ini dinilai lebih irit dibanding dengan motor berbahan bakar BBM. Motor bensin yang dalam satu minggu menempuh jarak 100 km membutuhkan biaya bensin sekitar Rp30.000. Dengan motor ini, biaya saya hanya sekitar Rp2.500-3.000 per minggu.
Dilihat dari perawatan, motor listrik Polytron ini nyaris tidak membutuhkan biaya alias free maintenance, karena tidak ada mesin dan tidak perlu ganti oli. Bisa dibilang ini free maintenance. Hanya saja perlu pengecekan rutin, seperti rem, baut dan lainnya.
Harga Motor Listrik Polytron
Bicara mengenai harga, setidaknya sampai dengan informasi ini disampaikan, belum ada kabar resmi berapa harga yang akan dibanderol oleh Polytron untuk motor listrik terbaru mereka.
Namun, motor ini diberi bekal teknologi canggih, baru dan juga motor listrik Polytron yang dilengkapi dengan banyak fitur unggulan.