Harga sejumlah sayur mayur, seperti bawang putih mulai mengalami peningkatan di pasar. Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) menampik kenaikan harga bawang putih disebabkan oleh pembatasan impor dari Tiongkok seiring penyebaran virus corona, melainkan akibat faktor cuaca.
Dirjen Hortikultura Kementan Anton Prihastono mengatakan, kenaikan harga bawang putih terjadi lantaran ada masalah pada distribusi serta kendala curah hujan tinggi. Ia pun memastikan, tidak ada hambatan impor bawang putih dari Tiongkok.
Menurtnya, stok bawang putih saat ini masih mencukupi hingga Februari. "Bukan karena pembatasan impor, kami sementara ini (stok) bawang putih masih cukup sampai Februari," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (4/2).
(Baca: Impor Buah dan Sayur dari Tiongkok Tersendat, Tak Terkait Virus Corona)
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional pada Selasa (4/2), rata-rata harga bawang putih ukuran sedang di pasar tradisional sebesar Rp 47 ribu per kilogram, naik 5,26% dibandingkan hari sebelumnya.
Adapun di DKI Jakarta, harga bawang putih per 4 Feruari 2020 telah mencapai Rp 57 ribu per kilogram, lebih tinggi dibandingkan pekan lalu yang masih sekitar Rp 42 ribu per kg. Para pedagang mengatakan, stok bawang putih mulai menipis di pasar.
Sementara menurut Kementan, stok bawang putih saat ini berkisar 55-65 ribu ton hingga Februari. Adapun, rata-rata konsumsi bawang putih mencapai 45-47 ribu ton per bulan. Sehingga masih terdapat surplus.
Dia juga menjelaskan, stok bawang putih akan meningkat dari panen bawang putih lokal di wilayah Temanggung, Malang, dan Probolinggo. Luas lahan bawang putih berkisar 4 ribu-5 ribu hektar dengan rerata produksi saat panen sekitar 10 ton per hektar.
Ini artinya, total panen bawang putih mencapai 50 ribu ton. Panen diperkirakan berlangsung pada Maret hingga April 2020. "Itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan satu bulan," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, Indonesia hingga kini masih memiliki ketergantungan impor terhadap bawang putih dari Tiongkok. Berdasarkan data United Nation Comtrade, pada 2018 Indonesia mengimpor bawang putih dari Tiongkok sebanyak 580,85 ribu ton atau setara 99,63% terhadap total volume impor bawang putih RI.
(Baca: Cegah Penyebaran Corona, Impor Hewan Hidup Tiongkok Disetop Sementara)
Berdasarkan data Kementan, total volume impor bawang putih Indonesia pada 2018 mencapai 583 ribu ton, meningkat 4,16% dari tahun sebelumnya yang sebesar 559,7 ribu ton.
Anton pun mengatakan, selama ini impor bawang putih berasal dari Tiongkok lantaran Negeri Tirai Bambu tersebut memiliki kualitas bawang putih yang lebih baik. Hal ini terlihat dari ukurannya yang besar.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto sebelumnya mengatakan stok bawang putih di gudang importir mulai menipis. Hal tersebut diketahui dari rapat ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga bawang putih menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 pada 23 Desember 2019 antara Kemendag dengan Asosiasi Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Indonesia (Pusbarindo).
“Stok bawang putih yang dimiliki oleh importir hanya cukup sampai dengan bulan Februari 2020, yang merupakan sisa realisasi impor pada bulan Oktober 2019,” kata dia kepada katadata.co.id, beberapa waktu yang lalu.