Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan ekspor komoditas perkebunan pada 2024 naik tiga kali lipat dari saat ini. Untuk itu, produksi di sektor hulu dan hilir akan digenjot.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono menjelaskan beberapa komoditas perkebunan unggulan yang produksinya akan digenjot yaitu karet, cokelat, kopi, kelapa, lada, dan pala.
"Ini adalah frame bagaimana caranya agar produksi naik 7% per tahun, sehingga selama lima tahun bisa menjadi 35%," kata dia di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (8/1).
(Baca: Mentan Bakal Teken Nota Kesepahaman Ekspor Beras ke Tiongkok Februari)
Ia menambahkan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya telah bertemu dan meminta komitmen dari sederet pimpinan perusahaan dan eksportir, serta Dewan Komoditas Perkebunan dan Asosiasi Pengusaha/ Eksportir perkebunan.
Beberapa perusahaan yang telah diajak bertemu antara lain 26 perusahaan sawit, 13 perusahaan kopi, 10 perusahaan kakao, 12 perusahaan kelapa, 18 perusahaan karet, 18 perusahaan rempah, 7 perusahaan minyak atsiri, 2 perusahaan mete dan perusahaan komoditas perkebunan lainnya.
(Baca: Indef Peringatkan Omnibus Law Dapat Perbesar Defisit Neraca Dagang)
Adapun bisnis di sektor perkebunan disebut berkontribusi besar bagi perekonomian. Data BPS tahun 2018, komoditas perkebunan berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar Rp 489,25 Triliun, dengan nilai ekspor mencapai US$ 27,9 miliar atau Rp 402,6 Triliun.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan prospek perkebunan Indonesia ke depan akan meningkat. Sebagai negara tropis, Indonesia bisa memiliki komoditas perkebunan yang spesifik. "Dunia membutuhkan komoditas perkebunan yang kita miliki," kata dia. Ia memperkirakan, nilai ekspor perkebunan Indonesia berpotensi mencapai Rp 1.000 triliun pada 2024.