Pengusaha Bentuk Desa Siaga Api untuk Cegah Kebakaran di Konsesi Sawit

ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Ilustrasi, kebakaran lahan di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Minggu (22/9/2019). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) membentuk desa siaga api demi mencegah kebakaran lahan di konsensi sawit.
17/10/2019, 20.01 WIB

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) membentuk desa siaga api di Sumatera dan Kalimantan. Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan desa siaga tersebut guna mencegah kebakaran hutan dan lahan di konsesi sawit.

Gapki telah menggandeng 527 desa di sekitar wilayah operasional perusahaan. Upaya ini melalui program pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

"Program ini dilaksanakan sejak 2015 dan berjalan sampai sekarang. Bahkan dibentuk desa-desa siaga api yang baru,” kata Mukti di kantornya, Jakarta, Kamis (17/10).

Desa siaga api merupakan inisiatif perusahaan anggota GAPKI bersama pemerintah, Polri, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan masyarakat sekitar. Program tersebut dinilai efektif untuk mengendalikan kebakaran lahan.

(Baca: Ekspor Minyak Sawit Hingga Juli Naik 6,7% jadi 19,7 Juta Ton)

Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dikemas dalam berbagai nama antara lain Masyarakat Peduli Api (MPA) oleh PT Astra Agro Lestari Tbk, Desa Makmur Peduli Api (DMPA) oleh Grup Sinar Mas, Masyarakat Bebas Api oleh Grup Musim Mas, Fire dan Free Alliance (FFA) dari Grup Wilmar, Kelompok Tani Peduli Api oleh Grup Sampoerna Agro, dan sebagainya.

Perusahaan anggota Gapki lainnya juga mengemas kegiatan penanggulangan dan pencegahan kebakaran lahan dalam program perusahaan. Adapun, pelaksanaan program ini utamanya untuk Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika