Harga cabai masih tinggi di sejumlah daerah, tetapi pemerintah belum memutuskan upaya stabilisasi. Padahal, harga cabai rawit merah di Jakarta mencapai Rp 91.650 per kilogram (kg). Sementara, cabai rawit merah di Papua telah menembus Rp 102.500 per kg.
"Belum ada rapat pembahasan melalui rapat koordinasi Kementerian Koordinasi Perekonomian terkait stabilisasi harga cabai," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti kepada Katadata.co.id, Jumat (26/7).
Namun, Kemendag telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan dinas terkait secara intensif. Hal ini untuk memantau harga secara rutin, khususnya pada wilayah yang mengalami kenaikan harga signifikan. Selain itu, Kemendag juga melakukan pantauan pasokan cabai di Pasar Induk Kramat Jati.
Tjahya menilai, kenaikan harga disebabkan oleh musim kemarau yang terjadi di beberapa sentra produksi. Tidak hanya itu, konversi tanaman cabai merah besar dan cabai merah keriting dinilai cukup besar, yaitu mencapai 40%. Kedua hal tersebut menyebabkan pasokan cabai tidak seimbang. Akibatnya, harganya melambung tinggi.
(Baca: BI: Kenaikan Harga Cabai Picu Inflasi Juli 2019)
Pasokan cabai diperkirakan akan meningkat pada Agustus-Desember 2019. Hal ini lantaran produksi komoditas pertanian itu naik hingga 31-33 ribu ton per bulan pada periode tersebut. "Sehingga diharapkan harganya akan kembali normal," ucap Tjahya.
Berdasarkan Pusat Informasi Haraga Pangan Strategis Nasional, rata-rata harga cabai merah besar secara nasional Rp 52.950 per kg. Kemudian, cabai rawit merah Rp 68.700 per kg, cabai merah keriting Rp 57.250 per kg, dan cabai rawit hijau Rp 58.400 per kg.
(Baca: Petani Setop Penanaman, Harga Cabai Terus Naik)
Sebelumnya, Serikat Petani Indonesia (SPI) Tuban Kusnan mengakui kenaikan harga terjadi lantaran petani enggan menanam cabai. Sebab, cabai sempat dibeli dengan harga yang sangat rendah hingga di bawah Rp 3 ribu per kg. Padahal, harga rata-rata pembelian cabai petani saat itu seharusnya sekitar Rp 8 ribu per kg.
Selain karena harga di tingkat petani yang rendah, keuntungan yang didapat petani juga semakin menipis karena harus menanggung ongkos petik. Akibatnya, banyak tanaman cabai yang dibiarkan tidak terawat dan diganti dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan.
(Baca: Pemerintah Masih Mencari Cara untuk Turunkan Harga Cabai)