Perum Bulog menyiapkan anggaran sebesar Rp 10 triliun untuk penyerapan beras dalam negeri. Tahun ini, Bulog menargetkan melakukan pengadaan beras dari petani mencapai 1,8 juta ton.
Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar mengungkapkan, besaran anggaran tersebut berpotensi meningkat terlebih jika serapan beras lebih tinggi dari target. “Kami siapkan Rp 10 triliun, kalau serapan lebih kami akan tingkatkan bisa sampai Rp 15 triliun,” kata Bachtiar di Jakarta, Senin (14/1).
(Baca: Jokowi Minta Bulog Kosongkan Gudang untuk Serap Beras Petani)
Menurutnya, anggaran sebesar Rp 10 triliun diambil berdasarkan nilai patokan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk komoditas beras Rp 8.030 per kilogram.
Bachtiar juga menegaskan perseroan tidak akan mengimpor beras untuk pada 2019 karena stok beras di gudnag Bulog hingga akhir tahun lalu mencapai 2,1 juta ton. Adapun pada tahun lalu, Bulog telah merealisasikan penyerapan beras dalam negeri sebanyak 1,5 juta ton. “Kami juga sudah impor 1,8 juta ton untuk stabilisasi harga pada tahun 2018,” ujar Bachtiar.
Dia menambahkan, Bulog menggenjot penyerapan beras pada Januari hingga Maret 2018 dengan target sebanyak 1,45 juta ton. Tujuannya agar target pembelian beras petani pada April hingga Desember nantinya tidak membebani perseroan.
(Baca: Target Serapan Beras Turun, Bulog Sebut Stok di Gudang Masih Cukup)
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi optimistis target serapan Bulog pada kuartal pertama 2019 bisa tercapai. “Bisa tercapai, apalagi Bulog punya skema penyerapan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di atas HPP,” kata Agung.
Agung mengatakan produksi gabah kering giling periode Januari mencapai 4,31 juta ton, Februari 7,87 juta ton, dan Maret 12,74 juta ton. Alhasil, potensi penyerapan Bulog pada Januari bisa mencapai 50 ribu ton pada Januari, 450 ribu ton pada Februari, serta 1 juta ton pada Maret.