Kementan: Tambahan Impor Jagung untuk Antisipasi Lonjakan Harga

ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Petani memanen jagung di Desa Kaleke, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (10/12). Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan jumlah produksi jagung nasional pada 2018 mendatang mencapai 23,48 juta ton dan akan mampu memenuhi kebutuhan jagung nasional sekitar 19 juta ton pertahunnya.
Penulis: Ekarina
9/1/2019, 05.00 WIB

Pemerintah menyatakan  segera menerbitkan izin impor jagung tambahan sebesar 30 ribu ton tahun ini. Kementerian Pertanian menyatakan keputusan tersebut dilatari oleh harga jagung pakan di tingkat peternak yang masih tinggi.

Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sri Widayati mengatakan naiknya harga pakan bisa jadi akibat permintaan yang tinggi. "Ini untuk mengantisipasi karena harganya masih tinggi. Kami mengatakan kurang atau lebih kenaikan harga karena pasokan terhadap permintaan," kata Sri  di Jakarta, Selasa (8/1).  

Berdasarkan laporan yang dia dapat, harga jagung di tingkat petani saat ini  masih berkisar Rp5.800 per kilogram. (Baca: Kemendag Segera Terbitkan Izin Impor 30 Ribu Ton Jagung )

Ia pun belum bisa memastikan bahwa harga jagung akan segera turun, namun diperkirakan petani wilayah Jawa Timur akan mulai masuk masa panen pada pekan ketiga Januari. Dengan begitu, jagung impor tambahan sebesar 30 ribu ton diperkirakan masuk pada Februari atau Maret untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.

Sebelumnya, pada Desember 2018, pemerintah sudah membuka impor jagung sebanyak 100 ribu ton melalui penugasan kepada Perum Bulog.

Namun, pada 2 Januari 2019 dalam rapat koodinasi terbatas di Kemenko Perekonomian, pemerintah kembali mengeluarkan izin impor jagung pakan sebanyak 30 ribu ton. Melalui penambahan impor jagung itu maka secara keseluruhan impor jagung mencapai 130 ribu ton.

Menurut catatan, realisasi impor jagung yang sudah masuk ke Indonesia sebesar 73 ribu ton, sisanya sebanyak 30 ribu ton baru akan masuk pada 10 Januari 2019.

Sebanyak 73 ribu ton jagung yang sudah masuk, terdiri dari 60 ribu ton didistribusikan kepada peternak di Teluk Lamong dan sisanya didistribusikan ke Cigading, Banten. "Itu memang untuk sentra peternak layer kan banyaknya ada di Jawa Timur," katanya.

Kenaikan harga jagung menjadi salah satu perhatian serius pemerintah. Sebab, naiknya harga jagung bisa turut berdampak pada kenaikan harga pakan ternak dan berimbas pada kenaikan harga komoditas lainnya, seperti daging ayam yang naik Rp 1.000 menjadi Rp 32.000 per kilogram. Harga telur juga naik sejak November hingga awal Desember lalu, bahkan sempat mencapai Rp 25.000 per kilogram.

(Baca: Kementan Usulkan Penyediaan Anggaran untuk Distribusi Jagung)

Hal ini telah disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebelumnya. "Naik sekecil apapun harus diperhatikan karena kita ingin mengendalikan harga-harga dan menurunkan inflasi," katanya.

Karenanya, pemerintah merespons cepat dan meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan izin impor 30 ribu ton jagung pada tahun ini untuk sektpr pakan ternak. "Surat permintaan impor Bulog baru sampai. Segera saya keluarkan (izin impor)," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/1).

(Baca: Rentan Mengerek Inflasi, Harga Beras Jadi Fokus Utama Jokowi)

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya mengatakan, pasokan tambahan jagung impor ini akan menambah stok pakan ternak untuk ayam ras yang sempat dikeluhkan para peternak kecil karena terlalu mahal dan distribusinya terbatas.

"Tujuannya bukan sekedar membantu peternak kecil, tapi menurunkan harga jagung. Lagipula kalau harga jagung tidak turun, harga telur pasti naik," ujar Darmin. Karenanya, dia juga memastikan, impor jagung tidak akan dilakukan menjelang masa panen.

Reporter: Antara