Kementerian Pertanian terus mendorong peningkatan populasi sapi melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). Tahun ini, Kementan menargetkan akan terdapat 3 juta sapi indukan yang menjadi akseptor inseminasi buatan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita menyatakan sistem perkawinan inseminasi buatan bakal mendorong peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. Penerapan yang dilakukan dengan teknologi akan meningkatkan bibit unggul ternak sapi.
(Baca : Kemendag Terbitkan Izin Impor 36 Ribu Ton Daging Sapi)
“Inseminasi buatan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan peternak,” kata Ketut dalam keterangan resmi dari Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (20/9).
Dari catatan Kementan, hingga Maret 2018 terdapat sebanyak 929.411 ekor sapi akseptor dengan target kebuntingan sebanyak 294 ribu ekor. Sedangkan anak sapi yang lahir jumlahnya telah mencapai 140 ribu ekor. Meski begitu, target sapi yang ikut inseminasi buatan turun dari sasaran tahun lalu sebesar 4 juta ekor.
Menurut Ketut, peternak sebagai tulang punggung peternakan nasional sudah saatnya harus berjaya. “Untuk itu, pemerintah melanjutkan kembali kegiatan Upsus Siwab pada 2018 untuk percepatan pencapaian target kelahiran sapi dan kerbau secara masif dan serentak,” ujarnya.
(baca juga : Bulog Ajukan Izin Impor 100 Ribu Ton Daging Kerbau Tahun Ini)
Pada 2017 capaian kinerja Upsus Siwab dinilai cukup berhasil. Tercatat sebanyak 1,89 juta sapi berhasil bunting dengan capaian kelahiran sebanyak 911 ribu ekor. Sementara itu, realisasi sapi akseptor mencapai 99,19%, dimana 3,96 juta ekor melakukan inseminasi buatan dari target sebanyak 4 juta.
Ketut menegaskan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas di lapangan langsung dilaporkan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terintegrasi. “Semua data hasil pelayanan petugas di lapangan dapat langsung dipantau oleh semua pemangku kepentingan,” katanya.