Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pihaknya akan memprioritaskan alokasi anggaran untuk produksi benih tanaman hortikultura dan perkebunan tahun depan. Kementeriannya akan mengusulkan alokasi sebesar Rp 2,1 triliun untuk memproduksi benih atau bibit pada anggaran 2018. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan anggaran subsidi benih tahun ini yang hanya Rp 1,3 triliun.
Rencananya, mulai tahun depan pemerintah tidak lagi melakukan pengadaan atau pembelian benih untuk produksi pertanian. Skema ini diubah dengan memproduksi benih unggul secara mandiri. Benih-benih yang dihasilkan ini nantinya akan dibagikan gratis untuk para petani.
Untuk mendukung upaya tersebut pemerintah akan membangun fasilitas persemaian (nursery) atau tempat untuk kegiatan memproses bibit. “Kami akan siapkan bibit produksi sendiri untuk petani,” katanya di sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 2017 di Kantor Kementerian Pertanian, Selasa (30/5). (Baca: Pemerintah Bakal Ubah Penyaluran Subsidi Bibit Petani)
Dia menjelaskan alokasi yang cukup besar ini utamanya untuk mendorong pengembangan komoditas strategis eskpor seperti rempah-rempah. Makanya benih yang diproduksi akan difokuskan pada komoditas rempah unggulan seperti pala, lada, cengkeh, kakao, kopi, dan rempah lainnya.
Berdasarkan data Kementan, produksi pala tahun lalu hanya 29.713 ton. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 33.711 ton. Begitupun dengan cengkeh yang turun dari 139.641 ton pada 2015, menjadi 139.522 pada tahun lalu. Peningkatan tipis terjadi pada lada/merica dari 81.501 ton pada 2015 jadi 82.167 ton.
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono mengatakan pagu indikatif kementeriannya untuk 2018 sebesar Rp 22,65 triliun. Anggaran ini rencanannya akan dialokasikan untuk mendukung empat Program Prioritas Nasional, yaitu Ketahanan Pangan, Pendidikan, Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata, serta Pembangunan Wilayah.
“Sebagian besar untuk alokasi fokus kawasan, komoditas, dan infrastruktur yang menjadi utama,” katanya. (Baca: Pemerintah Dikritik Karena Terlalu Banyak Subsidi Pupuk Kimia)
Adapun kegiatan prioritas Kementan difokuskan pada alat dan mesin pertanian (Alsintan), alat pascapanen dan pengolahan basil, sarana infrastruktur pertanian, produksi benih/bibit, peningkatan produksi dan pengembangan kawasan, serta dukungan penyuluhan dan pasar.
Amran menambahkan untuk tahun ini Kementan masih akan fokus menggenjot produksi jagung. Tahun lalu produksi jagung nasional mencapai 23,16 juta ton, naik sekitar empat juta ton dari 2015 yang hanya 19 juta ton. Dengan peningkatan ini, produksi jagung sudah mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Kementan optimistis hasil produksi jagung nasional akan berlebih dan bisa dijual ke luar negeri. Bahkan Amran mengklaim pihaknya telah mendapatkan komitmen dari negara tetangga untuk membeli jagung Indonesia sebanyak 4 juta ton. “Malaysia 3 juta, Filipina 1 juta, Baru negara tetangga pasar kita sudah 4 juta ton jagung,” katanya.
(Baca: Kejar Swasembada Bawang, Kementan Minta Tambah Anggaran Rp 1 Triliun)