Sriwijaya Air Beberkan Strategi Bisnis usai Pecah Kongsi dari Garuda

www.facebook.com/SriwijayaAir
Ilustrasi. Sriwijaya Air menargetkan dapat kembali meningkatkan pangsa pasar pada tahun ini menjadi 8%, naik dari tahun lalu sebesar 7%.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
20/1/2020, 16.55 WIB

Sriwijaya Air Group memastikan operasional maskapai dapat kembali normal usai pecah kongsi dengan Garuda Indonesia Group. Perusahaan pun memaparkan sejumlah strategi jangka pendek untuk tetap eksis di udara.

Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena menjelaskan, saat ini pihaknya telah mengoperasikan 14 armada pesawat. Sementara anak usahanya, NAM Air mengoperasikan 11 armada pesawat.

"Kami mengembalikan armada yang sudah melakukan perawatan untuk kembali terbang," katanya ketika ditemui di Kantor Sriwijaya Air, Cengkareng, Senin (20/1).

Adapun perawatan armada pesawat Sriwijaya Air semula berada di bawah anak usaha Garuda Indonesia, PT GMF AeroAsia Tbk. Namun, seiring berakhirnya kerja sama manajemen atau KSM antara kedua perusahaan tersebut, Sriwijaya mulai bekerja sama dengan perusahaan Maintenance Repair & Overhaul atau MRO lain untuk melakukan perbaikan dan perawatan pesawat-pesawatnya.

(Baca: Kerja Sama dengan Sriwijaya Kandas, Kinerja Garuda Berpotensi Turun)

Beberapa perusahaan bengkel pesawat yang bermitra dengan Sriwijaya Air di dalam negeri seperti PT Merpati Maintance Facility atau MMF di Surabaya, PT FL Technics di Cengkareng, PT Mulya Sejahtera Technology. "Ada juga Asia Aerotechnic di Malaysia, AirAsia di Taiwan, dan ST Aerospace di Singapura," katanya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin