Atasi Kemacetan, BPTJ Wacanakan Pembangunan LRT di Wilayah Puncak

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sejumlah kendaraan bermotor melintas dengan latar belakang pembangunan 'longspan' atau bentangan beton panjang lintasan Light Rail Transit (LRT) di Kuningan, Jakarta, Kamis (7/11/2019). Kementerian Perhubungan ingin membangun LRT hingga kawasan puncak untuk mengatasi kemacetan.
19/11/2019, 18.41 WIB

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Bambang Prihartono mengungkapkan rencana pemerintah membangun kereta listrik ringan atau Light Rail Transit (LRT) di wilayah Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pembangunan LRT menjadi solusi jangka panjang mengatasi kemacetan di Puncak.

"Jangka panjangnya ada angkutan massal ke daerah Puncak, yaitu kami bangun LRT," kata Bambang di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (19/11).

Bambang mengatakan LRT akan dibangun mulai dari Baranangsiang. Kemudian jalur LRT diarahkan ke Gadog hingga akhirnya menuju Puncak.

Menurut Bambang, pembangunan LRT ini dilakukan lantaran kebanyakan masyarakat saat ini harus menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju Puncak. "Sampai detik ini kita tidak punya angkutan massal ke arah Puncak," kata Bambang.

(Baca: Rampungnya Longspan Terakhir dan Rencana Proyek LRT Tahap 2)

Untuk rencana jangka pendek, BPTJ bakal mengurai macet di wilayah Puncak dengan rekayasa lalu lintas. Untuk jangka menengah, solusi menangani macet di wilayah Puncak dengan membangun jalan alternatif.

Lebih lanjut, dia menyebut pembangunan transportasi di Puncak akan lebih mengarah kepada aspek manusia dan aksesibilitas. Atas dasar itu, saat ini BPTJ mencoba sistem kanalisasi.

"Supaya akses orang tidak terganggu," ucap Bambang.

BPTJ pun akan mengusung tagline "Amankan Puncak" dalam pembangunan transportasi di wilayah tersebut. Dengan demikian, BPTJ tidak hanya berfokus kepada transportasi semata tetapi juga kepada aspek daya dukung lainnya, seperti tata ruang, lingkungan hidup, hingga UMKM.

"Bagaimana Puncak itu sebagai sumber resapan air tetap terpelihara dengan baik, tata ruangnya terpelihara dengan baik, pariwisatanya juga," kata dia.

(Baca: Adhi Karya Siap Bangun LRT Cibubur - Bogor, Butuh Dana Rp 12 Triliun)

Reporter: Dimas Jarot Bayu