Tiket Mahal, Penumpang & Pendapatan di Bandara Padang Akan Turun 20%

ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
ilustrasi Bandara.
Penulis: Ekarina
16/5/2019, 14.00 WIB

PT Angkasa Pura II, pengelola Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat, menyatakan kenaikan tiket pesawat sejak awal 2019 menyebabkan penurunan jumlah penumpang pesawat 20%. Hal tersebut juga diperkirakan bisa menyebabkan target pendapatan bandara turun 25%. 

Executive General Manajer PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Dwi Ananda Wicaksana mengatakan, rata-rata jumlah penumpang  dengan 84 penerbangan per hari di bandara tersebut bisa mencapai 11.000 orang. per hari.  "Saat ini hingga April jumlah penumpang paling banyak hanya sekitar 7.000 hingga 8.000 per hari," kata nya di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (16/5).

Tidak hanya berdampak pada penurunan jumlah penumpang,  dia pun memperkirakan kenaikan tiket pesawat bisa menyebabkan pendapatan bandara turun sekitar 25% dari target yang dicanangkan perseroan.

(Baca: Harga Tiket Pesawat Mahal, Pemudik Aceh Pilih Singgah ke Kuala Lumpur)

"Penurunan angka pergerakan tersebut jelas berpengaruh besar terhadap pendapatan Bandara Internasional Minangkabau secara keseluruhan," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, manajemen PT Angkasa Pura II menurutnya sudah melakukan berbagai upaya  dari sisi maskapai maupun bersama regulator.  Meski kenyataannya, situasi tersebut cukup sulit dihadapi. 

Sementara pada Mei 2019 atau bertepatan dengan awal Ramadan yang memang musim sepi penumpang, Dwi menyebut jumlahnya semakin menyusut ke angka 4.000 orang per hari.

Adapun rute internasional, menurutnya cukup terbantu dengan tiga penerbangan reguler dengan tingkat keterisian penumpang cukup baik seiring adanya beberapa penerbangan khusus umrah.

(Baca: Tiket Pesawat Mahal, Kunjungan Wisatawan Turun Hingga 30%)

Dia berharap pada mudik Lebaran tahun ini jumlah penerbangan akan kembali normal sebagaimana tahun lalu sehingga dapat membantu pencapaian pendapatan Bandara Internasional Minangkabau.

Tak hanya manajemen  bandara, sejumlah pemilik usaha makanan dan minuman di Bandara Internasional Minangkabau merasakan imbas kenaikan harga tiket pesawat ditandai dengan sepinya pembeli.

Salah seorang pengelola Rumah Makan Padang di Bandara Minangkabau Risa mengaku sebelumnya ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 7 juta per hari, namun sejak Januari bisa mengantongi omzet Rp 3 juta per hari saja sudah bagus.

Akibatnya, banyak pemilik gerai rumah makan Padang yang berada di area pintu keberangkatan penumpangan tersebut mulai mengurangi porsi masakan yang disediakan mengantisipasi menruunnya pembeli. 

"Kami khawatir juga kalau ini terus berlangsung kata bos bisa ditutup karena tidak seimbang pemasukan dengan sewa tempat," kata dia.

(Baca: YLKI: Penurunan Tarif Batas Atas Tak Jamin Harga Tiket Pesawat Turun)

Para penyedia jasa kendaraan yakni taksi juga terkena imbas sepinya penumpang. Menurut penjaga konter taksi bandara Ujang sebelumnya dalam sehari ia bisa mendapatkan pesanan 200 taksi. Namun kini paling banyak hanya 100 pesanan sehingga mobil lebih banyak berada di poll.

Demikian juga bus pengangkut penumpang menuju stasiun kereta api di bandara tak banyak penumpang yang hendak menggunakan kereta yang bisa diangkut. Semua pengelola usaha tersebut berharap harga tiket kembali normal sehingga penumpang jadi ramai di bandara.

Reporter: Antara