Angka Kecelakaan Tinggi, Menhub Imbau Pemudik Tidak Gunakan Roda Dua

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Pemudik menggunakan sepeda motor melintasi jalur selatan Jawa Tengah di simpang Rawalo, Banyumas, Jateng, Rabu (12/6). Arus mudik di jalur selatan Jawa Tengah mulai ramai dilewati pemudik pada H-2 lebaran.
Penulis: Michael Reily
3/5/2019, 17.08 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan kendaraan roda dua atau sepeda motor saat mudik Lebaran 2019. Dia meminta agar pemudik menggunakan fasilitas mudik gratis yang tersedia atau angkutan umum.

Budi mengatakan mudik menggunakan sepeda motor sangat berbahaya karena angka kecelakaan sepeda motor yang mencapai 75%. "Saya sampaikan sepeda motor diimbau tidak digunakan," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/5).

Dia menjelaskan, pemerintah mengkampanyekan imbauan mudik tidak menggunakan motor. Dia menyebutkan angka kecelakaan karena motor berhasil turun sekitar 30%. Selain itu dia juga mengimbau agar pemudik mengutamakan keselamatan dengan menjaga kecepatan berkendara dalam batas yang wajar.

Menurut Budi, penggunaan angkutan massal seperti bus bisa mengurangi tekanan pada kemacetan di jalur mudik atau lonjakan penumpang kereta api. Kemudian, ada juga angkutan transportasi laut seperti kapal Jakarta-Semarang yang akan ditambahkan jadwalnya jika permintaan besar.

(Baca: KSP Prediksi Potensi Kemacetan Mudik 2019 di Ruas Jakarta-Cikampek)

Untuk pesawat, dia juga akan meminta kepada Menteri BUMN Rini Soemarno supaya Garuda Indonesia bisa menerapkan harga khusus selama Lebaran. "Angkutan udara juga menarik, tapi mungkin karena tarif yang mahal mungkin agak berkurang," ujar Budi.

Kementerian Perhubungan juga mengimbau masyarakat juga bisa memanfaatkan hari libur untuk menghindari arus puncak mudik yang diprediksi jatuh pada 31 Mei atau lima hari  sebelum lebaran (H-5). Perkiraan waktu keberangkatannya pada pukul 06.00 WIB sampai 08.00 WIB. Persebaran tanggal mudik dari tanggal 30 Mei sampai 5 April untuk manajemen waktu supaya perjalanan lebih teratur.

Kepala Badan Peneliti dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Sugihardjo menjelaskan prediksi puncak arus mudik tersebut masih bisa mengalami pergeseran. Sebabnya, pada 31 Mei ditetapkan sebagai cuti bersama sehingga puncak arus mudik bisa bergeser pada 29 atau 30 Mei. Sedangkan, untuk puncak arus balik diprediksi terjadi pada 9 Juni atau H+3. "Karena Senin (tanggal 10 Juni) sudah masuk kantor," ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Budi menambahkan, jika penumpukan dalam satu hari tak terjadi, kemacetan parah juga akan terhindari. "Presiden memang menekankan bahwa manajemen lalu lintas pada jalan tol dan jalan lama diatur sedemikian rupa sehingga berjalan lebih terkontrol," katanya lagi.

(Baca: Persiapan Jelang Lebaran, Kemenhub Uji Kapal Penumpang)

Reporter: Michael Reily