Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana melakukan uji coba penerapan jembatan timbang di jalan tol, untuk memperketat truk yang melebihi kapasitas. Harapannya, upaya ini bisa mempercepat laju truk di jalan tol, sehingga kemacetan di beberapa titik membaik dan membuat umur jalan semakin lama.
“Dalam catatan kami, truk itu hampir 90% over loaded atau kelebihan kapasitas. Oleh karenanya, kami akan lakukan uji coba di jalan tol, terutama di Jakarta-Bekasi,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kantor Kemenhub, Jakarta pada Senin (25/6).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setyadi membenarkan rencana tersebut. Kemenhub berencana membangun jembatan timbang di jalan tol Jakarta-Cikampek dan Jakarta-Merak. “Karena, pertumbuhan yang overloading itu biasanya dari Tanjung Priok,” katanya.
(Baca: Di Depan Para Supir Truk, Jokowi Perintahkan Polri Sikat Pungli)
Dia menjelaskan letak jembatan timbangan tersebut akan berada di pintu masuk saat perpindahan dari jalan arteri menuju jalan tol. Selain itu, ada opsi lain dengan meletakan jembatan timbang di tempat peristirahatan (rest area).
Menurut Budi Setyadi. selama ini banyak truk bermuatan lebih yang melarikan diri ke jalan tol demi menghindari penimbangan berat muatan. Hingga saat ini jembatan timbang hanya tersebar di jalan arteri saja sebanyak 40 jembatan. Makanya Kemenhub akan menerapkan jembatan timbang ini di jalan tol.
Sayangnya, Budi Setyadi belum menyebutkan kapan kebijakan penimbangan berat truk di dalam jalan tol akan diberlakukan. ”Tapi nanti saya sampaikan skemanya,” kata Budi Setyadi.
Dia memastikan Kemenhub akan tegas menerapkan aturan beban muatan truk mulai Agustus mendatang, jika ditemukan ada kelebihan muatan, Kemenhub akan menurunkan barang-barang tersebut saat itu juga. “Kalau kelebihan muatan sampai 100 persen, barang mau saya turunkan,” katanya.
(Baca: Berantas Pungli, Menteri Budi Cari Pengelola Jembatan Timbang)