Garuda Jamin Tidak Ada Mogok Pilot pada Puncak Mudik Lebaran

ANTARA FOTO/Fajrin Raharjo
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala Nugraha Mansury berpose usai memberikan keterangan kepada wartawan di kantor Garuda City Center, Tangerang, Banten, Rabu (12/4).
4/6/2018, 19.27 WIB

Pemerintah dan PT Garuda Indonesia memastikan tidak ada mogok kerja pilot maskapai pelat merah itu saat libur mudik Lebaran nanti. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury mengatakan telah mendapat surat dari serikat dan asosiasi pilot Garuda tertanggal 3 Juni kemarin.

Dalam surat tersebut, para pilot menyatakan siap bertugas sewaktu puncak mudik. “Kelihatannya sudah ada titik terang,” kata Pahala saat rapat dengan Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang membahas arus mudik di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/6). (Baca juga: Serikat Pekerja Minta Menteri BUMN Rombak Direksi Garuda).

Menurut Pahala, manajemen Garuda telah beberapa kali berdiskusi dengan para pilot. Para pilot juga melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kami pekan lalu. Dari serangkain pertemuan tersebut, manajemen  berusaha menangkap aspirasi serikat pekerja dan mulai memperlihatkan hasil positif.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membenarkan pernyataan Pahala. Pemerintah dan Garuda secara intensif berdiskusi dengan para pilot. “(Mereka) menyampaikan tidak akan melakukan (mogok) pada masa libur,” ujar Budi.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Perhubungan DPR Lasarus berharap penjelasan Pahala bisa membuat masyarakat yang ingin mudik tidak khawatir. Dia meminta Budi dan jajarannya membantu Garuda mengatasi masalah tersebut, terutama saat mulai memasuki puncak mudik Lebaran. (Baca juga: Tolak Struktur Baru Direksi, Pilot Garuda Ancam Mogok Kerja).

Sebelumnya, ada beberapa hal yang menyebabkan pilot Garuda mengancam mogok kerja. Menurut Presiden Asosiasi Pilot Garuda Indonesia Kapten Bintang Handono, proses rekrutmen pilot Garuda dengan sistem pilot kontrak saat ini membahayakan kondisi perusahaan. Ketika kontrak habis dan pilot tersebut pergi, akan merepotkan perusahaan untuk mencari penggantinya.

Selain itu, dalam rekrutmen ini, direksi dinilai melanggar perjanjian kerja sama yang telah disepakati tanpa sepengetahuan serikat. “Proses rekrutmen pilot tanpa melibatkan asosiasi. Sesuai aturan, pilot harus jadi karyawan, tapi malah dikontrak,” kata Bintang sebagaimana dikutip tempo.co.

Dengan rekrutmen seperti ini, dia melanjutkan, pengadaan pilot di Garuda menjadi kacau. Faktor lain yang menyebabkan Garuda kian terpuruk yaitu ada direksi perusahaan yang tidak kompeten dan banyak peraturan penerbangan yang dilanggar. (Baca pula: Penunjukan Direktur Operasi Garuda Masih Dinilai Bermasalah).

Dalam menangangi ancaman mogok kerja tersebut, Garuda Indonesia telah meminta bantuan puluhan pilot TNI Angkatan Udara untuk membantu operasional maskapai ini. Menurut Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono, jumlah pilot TNI AU yang akan membantu tidak sampai 100 orang. Walau demikian, jumlah tersebut dirasa cukup untuk mengantisipasi kekurangan pilot dari kemungkinan mogok tersebut.