Diminta Kelola 7 Bandara Baru, Angkasa Pura Fokus 4 Bandara di 2018

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Bandara Kertajati ditargetkan bisa mulai beroperasi pertengahan tahun ini
Penulis: Ihya Ulum Aldin
11/1/2018, 19.28 WIB

Pemerintah telah meminta PT Angkasa Pura II (Persero) untuk mengelola tujuh bandara baru tahun ini.  Namun, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola bandara ini hanya akan fokus untuk mengembang empat bandara diantaranya.

Tujuh bandara ini merupakan bandara yang baru dibangun dan akan selesai tahun ini. Ada juga bandara yang sebelumnya dikelola oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kemudian diserahkan pengelolaannya kepada Angkasa Pura II.

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura II Daan Achmad ketujuh bandara tersebut adalah Bandara Maimun Saleh di Sabang (Aceh), Bandara Wirasaba (Purwokerto, Jawa Tengah), dan Bandara Blimbingsari (Banyuwangi, Jawa Timur).

Kemudian Bandara Tjilik Riwut (Palangkaraya, Kalimantan Tengah), H.A.S. Hanandjoeddin (Tanjung Pandan, Bangka Belitung), Bandara Notohadinegoro (Jember, Jawa Timur), dan Bandara Internasional Jawa Barat (Kertajati, Jawa Barat). (Baca: Kemenhub Serahkan Pengelolaan Bandara Banyuwangi ke AP II)

“Tahun ini fokusnya empat dulu ya, Banyuwangi, Tjilik Riwut, BIJB (Kertajati), sama Jember,” ujar Daan saat ditemui di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (11/1). 

Menurut Daan, tidak ada alasan khusus yang mendasari Angkasa Pura II hanya akan fokus pada 4 bandara baru yang diminta pemerintah. Dia mengaku cukup berat mengelola bandara baru, makanya Angkasa Pura II ingin menyesuaikan kemampuan perusahaan.

Berdasarkan perhitungan Angkasa Pura II, empat bandara baru ini lebih realistis untuk bisa dikelola tahun ini. "Pokoknya kami sesuai saja yang kami anggap bisa lebih cepat mengerjakannya. Prosesnya kan sudah lama kan," ujarnya.

(Baca: Menhub Segera Lepas Pengelolaan Bandara Palangkaraya ke BUMN)

Dengan tambahan empat bandara baru tahun ini, Angkasa Pura II menargetkan pertumbuhan pendapatan di atas 20 persen. Tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 9 triliun – Rp 9,5 triliun, dengan target laba bersih sekitar Rp 1,6 triliun – Rp 1,7 triliun.

Selain fokus pada bandara-bandara baru, Daan mengatakan Angkasa Pura II juga akan mengembangkan bandara-bandara lama tahun ini. Terutama untuk bandara yang kapasitasnya sudah penuh dan tidak bisa lagi menampung lonjakan penumpang.

“Contohnya Medan, Kualanamu, sekarang (penumpangnya) sudah sampai 10 juta, tapi kapasitasnya terminalnya baru 9 juta. Maka kami harus mencari mitra strategis untuk mengelola bandara ini sama-sama,” ujarnya.

Untuk pengembangan Bandara Kualanamu, Angkasa Pura II akan mengerjakannya dalam dua tahap. Tahap pertama mungkin menghabiskan dana Rp 7 triliun. Sedanngkan pada tahap kedua, akan memakan biaya sekitar Rp 20 triliun.

“Sekarang ada technical advisor, mencari data-data untuk fix-nya seperti apa. Financial advisor juga sedang bekerja untuk memberikan usulan struktur apa yang akan kami propose untuk investor,” ujar Daan Achmad.

Tahun ini Angkasa Pura II sudah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/Capex) untuk investasi pengembangan bandara sebesar Rp 18,7 triliun.