Pecahnya Timur Tengah yang ditandai oleh pemutusan hubungan sejumlah negara Arab dengan Qatar, turut berdampak terhadap operasional maskapai Qatar Airways di Indonesia. Maskapai ini tidak bisa membawa jemaah umrah dari Indonesia ke Arab Saudi dan harus merevisi sejumlah rute penerbangannya ke negara-negara yang telah memutuskan hubungan dengan Qatar.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menyatakan, jemaah umrah dari Indonesia yang telah memesan tiket penerbangan Qatar Airways, tetap bisa berangkat ke Arab Saudi. Hanya saja, mereka akan diterbangkan ke Tanah Suci dengan maskapai lain.
Ia mengakui, pemerintah tidak bisa mencampuri urusan politik negara lain. “Yang bisa kami lakukan adalah membuat kebijakan memudahkan jemaah umrah dari Indonesia yang menggunakan Qatar Airways, bisa tetap melaksanakan ibadah dengan lancar,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (6/6).
(Baca: Tiga Negara Arab Putus Hubungan dengan Qatar, Harga Minyak Naik)
Seperti diketahui, sejumlah negara di Timur Tengah memutuskan hubungan dengan Qatar. Negara-negara itu adalah Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA). Belakangan, menyusul Yaman dan Mesir. Alasannya, negara-negara tersebut menuding Qatar telah mendukung para teroris.
Pemutusan hubungan itu diikuti dengan aksi memblokade jalur darat, laut, dan udara dari dan menuju Qatar. Alhasil, pesawat-pesawat yang dioperasikan Qatar Airways pun tidak bisa mendarat di Arab Saudi. Padahal, banyak jemaah umrah asal Indonesia yang menggunakan maskapai tersebut.
Menyikapi masalah itu, pemerintah mengalihkan jemaah umrah asal Indonesia ke maskapai lain yang mengoperasikan penerbangan ke Arab Saudi, terutama Riyadh dan Madinah. Kemarin, ada 20 jemaah dari Indonesia yang dipindahkan ke penerbangan Saudia Airlines. Pada Selasa ini (6/6), sebanyak 45 jemaah akan dialihkan ke Garuda Indonesia.
Agus meminta para pengelola agen perjalanan haji dan umrah yang semula menggunakan Qatar Airways, melapor kepada pemerintah, agar para jemaah bisa dialihkan ke maskapai lain. Ia juga mengimbau maskapai nasional dan internasional untuk membantu keberangkatan penumpang asal Indonesia.
“Saya harap jemaah tetap dan dan beribadah dengan khusyuk. Kami mencaarikan jalan keluar sebaik-baiknya,” ujar Agus. Pengalihan penumpang Indonesia dari Qatar Airways ke maskapai lain akan terus dilakukan sampai konflik di Timur Tengah mereda dan penerbangan di negara-negara tersebut normal kembali. (Baca: Indeks Saham di Kawasan Teluk Anjlok Imbas Konflik Qatar)
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan (Astindo) Pauline Suharno menyebut penerbangan Qatar Airways cukup diminati di Indonesia. “Ada tiga kali sehari dari Jakarta dan tiga kali sehari dari Denpasar,” ujarnya kepada Katadata, Selasa (6/6).
Selain tujuan Timur Tengah untuk keperluan umrah dan haji, penumpang Indonesia juga memilih Qatar Airways untuk penerbangan menuju Eropa lantaran banyaknya jaringan yang dimiliki maskaspai ini. Tapi, Pauline menyatakan, saat ini Qatar Airways tidak diperbolehkan beroperasi ke negara-negara yang telah memutuskan hubungan dengan Qatar.
Selain itu, Qatar Airways tidak bisa memindahkan penumpangnya ke pesawat maskapai Emirates dan Etihad. Sebab, negara asal dua maskapai itu juga memutuskan hubungan dengan Qatar. “Penumpang juga diperbolehkan refund tanpa dikenakan biaya,” ujar Pauline. (Baca: Investor Arab Saudi Incar Tiga Kawasan Wisata)
Menurut dia, untuk destinasi Arab Saudi, UEA, dan Bahrain, penumpang akan diterbangkan ke Kuwait atau Oman. Sementara itu, para penumpang Qatar Airways ke Mesir akan dialihkan ke negara-negara terdekat seperti Yordania, Kuwait, Lebanon, dan Oman.