Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua dan pakar transportasi mengimbau pengemudi ojek online tak sembarangan menyemprotkan disinfektan tidak dilakukan sembarangan lantaran dapat menimbulkan kebakaran.
Ketua Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan, pengemudi ojek online memang harus menyemprotkan ojek online guna mencegah penyebaran virus corona. Namun, penyemprotan tak boleh dilakukan secara sembarangan karena dapat berisiko.
"Jangan disemprot oleh orang tidak berpengalaman, terutama pada kendaraan, bisa jadi ada kebocoran kelistrikan dan panas pas kena mesin," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (8/6).
Aplikator saat ini menyediakan layanan penyemprotan disinfektan untuk kendaraan mitra pengemudi. Namun, banyak pengemudi yang menyemprotkan disinfektan sendiri pada kendaraannya.
"Masih banyak yang menyemprotkan asal-asalan. Artinya hanya sekadar menyemprot saja, namun tidak memenuhi aturan keselamatan," ujar dia.
(Baca: Aturan Ganjil-Genap Motor saat PSBB Transisi Jakarta Jadi Polemik)
Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah melalui Gugus Tugas Covid-19 atau Kementerian Kesehatan membuat prosedur baku dalam proses penyemprotan disinfektan. "Seperti apa penyemprotan yang benar. Satu berbading berapa dengan air. Penyemprotan tidak boleh pada bagian apa saja. Tidak boleh pada makhluk hidup, misalnya" jelas dia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melalui surat edaran menyebut penyemprotan disinfektan sebaiknya hanya dilakukan pada benda atau barang saja. Penyemprotan langsung pada tubuh tidak dianjurkan karena dapat berbahaya.
Igun menjelaskan, pengemudi ojek online sebaiknya tidak menyemprotkan diinfektan saat mesin motor dalam kondisi hidup. Penyemprotan sebaiknya hanya dilakukan pada bagian-bagian tertebtu saja untuk mencegah penyebaran virus.
Pakar transportasi Universitas Gadjah Mada Ahmad Munawar mengatatakan, penyemprotan disinfektan pada motor sebenarnya terlalu berlebihan. Padahal, menurut dia, perlindungan penularan dari pengemudi atau penumpang sendiri yang jaraknya sangat dekat seharusnya
"Bus dan kereta api itu mesti disemprot di dalamnya. Penularannya kursi, sandaran tangan, itu perlu. Kalau sepeda motor tidak perlu, hanya orang saja butuh perlindungan" kata dia.
(Baca: Mulai Angkut Penumpang, Tak Semua Driver Ojol Taat Protokol Kesehatan)
Perlindungan yang dimaksud, yakni dengan memakai masker dan sarung tangan saat berkendara. Ia juga mengatakan, pengemudi sebaiknya menggunakan pelindung wajah atau face shield untuk menghindari penyebaran virus. Penumpang juga disarankan untuk menggunakan helm sendiri.
Dikutip dari Daily Mail, sepeda motor di India terbakar beberapa detik setelah disemprot cairan disinfektan. Informasi itu didapat dari video viral di media sosial yang diunggah oleh akun @bataviainfo.
Rekaman video menunjukkan, seorang pria yang sedang membawa motor disemprot cairan disinfektan oleh dua orang petugas di di Ahmedabad, Gujarat. Setelahnya, seluruh bagian kendaraan kemudian mengeluarkan kobaran api.
Pengendara yang terkejut melompat dari motornya dan lari menghindar dari api. Petugas pun segera memadamkan api dan menarik motor itu untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.