Pemerintah mengembangkan 10 Bali baru untuk mendorong perekonomian. Sebab, pemerintah menyadari sektor ini sangat potensial mengingat Indonesia memiliki keindahan alam dan keragaman budaya.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah Thaib mengatakan, pemerintah tidak boleh hanya bergantung pada Bali. "Kami harus mengembangkan destinasi lain supaya portofolio tidak terkonsentrasi di satu daerah," katanya dalam Katadata Forum: Kerja Besar Membiakkan Bali Baru di GoWork Millenium Centennial Centre, Jakarta, Rabu (24/7).
Ia mencatat, negara tetangga serius menggarap pariwisata sejak puluhan tahun lalu. Thailand misalnya, memperoleh devisa hingga US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.136 triliun dari sektor tersebut.
Sedangkan Indonesia hanya menargetkan penerimaan devisa dari pariwisata sebesar US$ 17,6 miliar atau sekitar Rp 250 triliun. "Dampaknya besar. kKlau sektor pariwisata maju pasti sektor lainikut berkembang," kata Hiramsyah.
(Baca: Grab Bantu Luhut Promosi Empat Destinasi dari 10 Bali Baru)
Karena itu, pemerintah mengembangkan 10 Bali baru. Targetnya adalah generasi milenial. Untuk itu, destinasi wisata yang dikembangkan fokus pada gaya hidup seperti lokasinya dibuat Instagramable.
Ketua Kelompok Kerja Pariwisata Nasional Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Donny Oskaria menambahkan, pemerintah perlu meningkatkan kenyamanan wisatawan dan mengadopsi teknologi untuk mengembangkan sektor pariwisata. Karena itu, butuh kolaborasi antarkementerian dan lembaga (K/L) terkait.
Dia juga menyampaikan, pariwisata berkaitan erat dengan sektor ekonomi kreatif. Pemerintah pun fokus pada kedua sektor itu, maritim, dan pertanian dalam lima tahun ke depan. "Nilai tambahnya punya margin yang signifikan," kata dia.
Meski begitu, ada beberapa tantangan yang bakal dihadapi dalam mengembangkan sektor pariwisata. Pertama, mencari pelaku usaha yang mau berkomitmen. Kedua, tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) yang mau bekerja di destinasi wisata. Terakhir, regulasi pemerintah dalam pengembangan usaha di bidang ini.
(Baca: Infrastruktur yang Mendekatkan 10 Bali Baru)
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati mengatakan, penyedia jasa perjalanan (travel agent) perlu terlibat dalam mempromosikan 10 Bali baru. Apalagi, ia mencatat ada 7 ribu travel agent di Indonesia.
"Tidak mungkin pemerintah melakukan semuanya sekaligus. Peran kami sama untuk membantu jualan pariwisata yang ada, lewat pameran," kata Rusmiati.
Direktur Hubungan Masyarakat Traveloka Sufintri Rahayu menambahkan, perusahaannya ekspansi ke tujuh negara guna menarik minat wisatawan untuk datang ke Indonesia. Apalagi pengguna Traveloka mencapai 40 juta orang saat ini. "Kami sediakan penerbangan, hotel, transportasi, sampai hal kecil," katanya.
Dia menyebutkan, ada tiga daerah yang kunjungannya meningkat paling pesat. Data itu mengacu pada catatan Traveloka. Ketiga wilayah itu adalah Bali, Yogyakarta, dan Malang.
(Baca: Jokowi Keluhkan Enam Masalah Kawasan Pariwisata 10 Bali Baru)