Pemerintah menyiapkan sejumlah strategi guna mengembangkan empat kawasan pariwisata super prioritas dalam program 10 destinasi wisata Bali Baru. Empat destinasi wisata tersebut yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo diharapkan bisa berkontribusi positif terhadap pencapaian target devisa pariwisata yang dipatok sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 281 trilun tahun ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan masing-masing destinasi prioritas mempunyai strategi pengembangan wilayah. “Presiden menetapkan 4 dari 10 destinasi sebagai kawasan super prioritas,” kata Arief di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (13/2).
Menurutnya, jumlah kunjungan wisatawan ke Borobudur saat ini baru 250 ribu wisatawan asing, kalah jauh dalam jumlah kunjungan daripada Angkot Wat, Kamboja yang mencapai 2,5 juta wisatawan mancanegara. Karenanya, pemerintah mencoba menjawab apa yang menjadi persoalan sehingga kunjungan wisata dalam negeri kalah jauh hingga sepuluh kali lipat.
(Baca: Gaet 20 Juta Wisatawan, Pemerintah Siapkan Stratagi Dorong Pariwisata)
Arief mengatakan, salah satu persoalan yang menyebabkan kunjungan wisatawan ke Indonesia kurang optimal yakni karena masalah fasilitas wisata dan infrastruktur. Karenanya, perlahan-lahan pemerintah melakukan perbaikan dan penambahan infrastruktur seperti membangun bandara baru di Kulon Progo, Yogyakarta.
Dia menyebutkan, kapasitas bandara di Yogyakarta hanya 1,5 juta orang, tetapi bebannya mencapai 6 juta orang. Sehingga dengan adanya bandara baru di Kulon Progo, diharapkan bisa mengakomodir jumlah wisatawan lebih banyak. “Kira-kira peresmian bandara baru ini dilakukan sekitar April 2019,” ujar Arief.
Pemerintah menargetkan penambahan kunjungan wisatawan asing mencapai 2 juta orang jika ada akses transportasi lebih banyak ke Yogyakarta.
Fasilitas lain yang akan ditambah pemerintah untuk menjaring wisatawan berupa pembangunan sirkuit balap motor Moto GP di Mandalika. Dengan terbangunnya fasilitas itu, ditargetkan pada tahun depan Indonesia sudah bisa menyelenggarakan balap motor Moto GP di Mandalika.
(Baca: BI Nilai Pariwisata Jadi Kunci Penyehatan Neraca Transaksi Berjalan)
Sementara untuk wisata Danau Toba, Arief menyebut tidak ada isu kritis terkait pengembangan kawasan wisata tersebut. Karena sudah ada bandara internasional baru yakni Bandara Sisingamangaraja XII yang diresmikan pada 2017.
Bandara baru ini ditargetkan menjadi pintu masuk menuju destinasi wisata Danau Toba. Pemerintah mencatat, pada 2018 jumah penumpang udara yang umumnya wisatawan nusantara melalui bandara tersebut meningkat sebesar 50%.
Terakhir, untuk destinasi wisata Labuan Bajo, Arief menargetkan ada pelabuhan baru, yang terpisah dengan pelabuhan ikan. Sehingga dengan adanya penataan infrastruktur ini, destinasi wisata Labuan Bajo menjadi lebih menarik bagi wisatawan. “Tidak bersatu lagi dengan pelabuhan ikan, kami yakin pertumbuhan wisata akan naik,” katanya.
Menurutnya, devisa pariwisata tahun lalu sebesar US$ 17 miliar, meningkat dari capaian 2017 yang hanya US$ 15 miliar. Dengan strategi pembenahan dan pembangunan fasilitas wisata yang pemerintah lakukan, dia pun optimistis devisa dari sektor pariwisata mampu mengalahkan capaian devisa hasil ekspor minyak kelapa sawit dan batu bara.