Terdampak Tsunami Selat Sunda, Destinasi Wisata Lampung Selatan Lumpuh

ANTARA FOTO/Ardiansyah
Sebuah kapal nelayan yang tersapu tsunami dan menimpa rumah warga di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (23/12/2018). BPBD setempat mencatat jumlah korban meninggal mencapai 59 orang, 20 orang masih dalam pencarian, seluruh korban merupakan warga setempat.
Penulis: Ekarina
24/12/2018, 07.00 WIB

Sejumlah destinasi wisata di Lampung Selatan dipastikan lumpuh terdampak bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda, Sabtu malam (22/12). Beberapa kerusakan daerah wisata akibat tsunami tersebut di antaranya mencakup fasilitas atraksi, tempat akomodasi serta akses jalan di seputar lokasi wisata. 

Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) yang juga Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti mengatakan, pihaknya melakukan monitoring dan pendataan terkait dampak tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu malam (22/12) terhadap pariwisata di sekitar wilayah tersebut.

(Baca: Konstruksi KEK Tanjung Lesung Rusak Diterjang Tsunami Selat Sunda)

Menurutnya, dari data yang dihimpun Tim TCC dari Kabupaten Lampung Selatan, diketahui tiga hal utama terkait pariwisata, yakni 3A yang terdiri dari atraksi, amenitas, dan aksesibilitas di Lampung Selatan terkena dampak tsunami.

"Semua pantai yang berada di Kecamatan Bakauheni, seperti Pantai Tanjung Tuha, Pantai Minang Rua, Pantai Belebuk terdampak tsunami," kata Guntur di Jakarta, Minggu ( 23/12). 

Pantai lainnya yang juga terkena dampak di antaranya Pantai di sepanjang Pesisir Kecamatan Rajabasa (Pantai Kahai, Pantai Kunjir, Pantai Way Muli, Pantai Wartawan de Mansion, Pantai Banding, Pantai Canti, Pantai Batu Kapal).

Beberapa pantai lain juga terdampak di sepanjang Pesisir Kecamatan Kalianda seperti Pantai Maja, Pantai Kedu, Pantai Ketang, Pantai Laguna/Alau2 , Pantai Bagus, Pantai Tanjung Beo, Pantai Sappenan, Hutan Mangrove Grand Elty, Pantai Kalianda Resort, Pantai Merak Belantung, Pantai Marina, Pantai Teluk Nipah, serta beberapa pulau seperti Pulau Sebesi, Pulau Sekepel, dan Pulau Legundi.

"Sebagian besar yang terdampak tsunami adalah atraksi alam seperti pantai dan pulau, namun untuk atraksi yang berbasis budaya dan buatan belum terdata dan sedang dalam upaya koordinasi," ujarnya.

(Baca: Tsunami Selat Sunda, Sebagian Besar Layanan Seluler Berfungsi Normal)

Sementara terkait amenitas atau sarana akomodasi, tercatat tiga hotel di Lampung Selatan mengalami kerusakan, di antaranya Hotel Wartawan de Mansion sejumlah 15 kamar rusak, Hotel Grand Elty Krakatoa yang restorannya tersapu air, dan Kahaii Beach Resort yang mengalami kerusakan pada fasilitas di tepi pantai.

Selain itu, sebanyak 102 gardu PLN juga dilaporkan masih padam dengan 20 tiang SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) roboh.

"Untuk aksesibilitas, Dermaga Boom di Kalianda dilaporkan hancur," katanya.

Sedangkan untuk darat, akses jalan menuju pantai di sepanjang Kecamatan Bakauheni, Kecamatan Rajabasa, dan Kecamatan Kalianda juga  dilaporkan mengalami kerusakan.

"Sementara pada aksesibilitas udara sejauh ini belum ada laporan kerusakan," katanya.

Sebelumnya Menteri Pariwisata Arief yahya mengatakan Kemenpar mengaktifkan Tim Crisis Center (TCC) guna memantau akses, amenitas dan atraksi yang terkait langsung dengan wisatawan di Banten dan Lampung.

Tim TCC akan terus memantau dan melaporkan kondisi terkini khususnya terkait pariwisata terdampak tsunami di Banten dan Lampung. Pada Minggu (23/12), tim dari Destinasi Regional II Kemenpar berangkat ke Banten melalui jalur Pandeglang.

(Baca: Jokowi Perintahkan Gelar Tanggap Darurat Tsunami Anyer dan Lampung)

Tak hanya itu, tim TCC juga dijadwalkan pada Senin pagi (24/12) akan menuju Kampung Cikadu, yang menjadi lokasi posko TCC Kemenpar.

"Nantinya, hanya ada satu pintu untuk mengeluarkan pernyataan dampak bencana di sektor pariwisata. Dan ini adalah pelayanan utama yang dilakukan TCC Kemenpar di fase tanggap darurat. Selain tentunya ikut serta memberikan pelayanan kepada wisatawan yang terdampak, kata Guntur.

Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami yang menerjang wilayah pantai di Selat Sunda terus bertambah. Data sementara yang berhasil dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (23/12) pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang.

Reporter: Antara