Luhut Akan Integrasikan Potensi Pariwisata RI untuk Menarik Investor

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan menikmati pemandangan di area objek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Minggu (16/2/2020).
Editor: Ekarina
5/8/2020, 11.53 WIB

Menteri Koordinatot Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bakal mengintegrasikan seluruh potensi sektor pariwisata di Indonesia setelah pandemi corona mampu dikendalikan. Upaya ini dilakukan  guna menarik lebih banyak investor masuk ke industri pariwisata.

Luhut menjelaskan,banyak wilayah Indonsia yang memiliki potensi pariwisata, salah satunya Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Daerah itu bahkan telah dikenal di dunia internasional melalui ajang balap sepeda Tour de Ijen yang sukses digelar selama delapan tahun terakhir.

"Ini tentunya sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menggeliatkan kembali sektor ekonomi yang tengah lesu di tengah pandemi," kata Luhut melalui akun instagram pribadi, dikutip Rabu (5/8).

Menurut dia, promosi pariwisata melalui ajang olahraga internasional sangat efektif dilakukan untuk menarik investor. Selain balap sepeda, salah satu agenda olahraga yang bakal digelar di Banyuwangi yakni kejuaran dunia selancar atau World Surfing League (WFL) pada tahun depan.

Ajang tersebut rencananya digelar di Taman Nasional Alas Purwo dengan ombak terbaiknya berada di Pantai Plengkung dengan ketinggian ombak mencapai 6-8 meter dan panjang dua kilometer. Sehingga, lokasi ini kerap menjadi tujuan wajib para peselancar dari seluruh dunia.

"Dengan membangun infrastruktur penunjang seperti pembangunan dua menara juri untuk kebutuhan kompetisi terbaik ketiga di dunia setelah ajang balap MotoGP," kata dia.

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan agenda-agenda yang telah direncanakan itu bakal terlaksana dengan baik jika pandemi telah mampu dikendalikan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar terus menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin dalam beraktivitas sehari-hari.

"Pencegahan penularan corona yang maksimal akan memberikan rasa percaya kepada para investor dan wisatawan yang akan datang," kata dia.

Untuk kembali menghidupkan pariwisata setelah ditutup akibat merebaknya wabah, pemerintah akan membuka kembali lokasi-lokasi pariwisata secara bertahap, salah satunya Bali.

Bali diyakini sebagai destinasi cukup siap kembali menjalankan aktivitas wisatanya seiring kasus penyebaran corona di wilayah itu yang cukup terkendali. 

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monarfa Suharso Monoarfa mengungkapkan tiga faktor yang menunjukkan kesiapan pariwisata Bali di tengah pandemi corona dalam negeri. 

Pertama, Bali mampu menerapkan protokol kesehatan dengan cukup ketat sambil melibatkan komunitas, petugas keamanan adat setempat atau pecalang. 

“Jadi kalau ada seseorang yang terkena (corona), mereka bisa mengatasi, antisipasinya cepat,” kata Suharso dalam diskusi virtual, Selasa (4/8).

Kedua, warga Bali disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan terutama mengunakan masker ketika beraktivitas.  Sebab, masyarakat menyadari kerugian yang akan dialami jika mengabaikan protokol kesehatan. 

Berikutnya,  standar fasilitas kesehatan yang ada di Pulau Dewata cukup memadai lantaran sudah jadi destinasi bertaraf internasional. Dengan demikian, warga atau turis yang terpapar corona bisa dirawat dengan baik ketika berada di sana.

Adapun berdasarkan catatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), industri pariwisata nasional diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 85 triliun sejak penyebaran Covid-19. Hal itu terjadi karena jumlah kunjungan wisatawan asing ke destinasi wisata dalam negeri terus menurun.  

Okupansi hotel dan restoran pun turun drastis sehingga sekitar 2.000 hotel dan 8.000 restoran di seluruh Indonesia menghentikan operasional bisnisnya. Alhasil, kerugiannya untuk sektor perhotelan ditaksir mencapai Rp 30 triliun dan bisnis restoran pada Januari hingga April lalu sebesar Rp 40 triliun. Selain itu, kerugian menimpa maskapai penerbangan sebesar US$ 812 juta atau setara Rp 11,4 triliun dan operator tur sebesar Rp 4 triliun.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto