Elon Musk Pebisnis Nomor 1 Tahun Ini, Daftarnya Dikuasai Bos Teknologi

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/nz/cf
CEO Tesla Inc Elon Musk terlihat di layar saat pesan video pada upacara pembukaan World Artificial Intelligence Conference (WAIC) di Shanghai, China, Kamis (9/7/2020). Elon menempati posisi pertama daftar Business person of The Year versi Fortune.
Penulis: Ekarina
3/12/2020, 16.52 WIB

Majalah Fortune merilis daftar 20 pengusaha tahun ini dalam laporan yang bertajuk "Business Person of The Year 2020". Nama-nama pengusaha beken Amerika Serikat (AS) seperti Elon Musk, Jeff Bezos masuk dalam jajaran bersama dengan tujuh eksekutif wanita paling berpengaruh, menurut majalah tersebut.

Fortune menyusun 20 peringkat eksekutif tahunan ini melalui penyaringan 10 metrik, seperti laba terhadap modal hingga pengembalian total kepada investor, kemudian diidentifikasi, siapa saja yang memiliki capaian tertinggi. Berikut daftarnya:

1. Elon Musk, CEO Tesla

Elon Musk menempati urutan pertama daftar pebisnis Fortune tahun ini. CEO Tesla dan SpaceX yang berusia 49 tahun menentang gravitasi tahun ini, mengubah bisnis pembuat mobil listriknya menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia.

Meski kerap kontroversial, Elon dinilai sebagai CEO yang cerdas dan bertangan dingin. Ia bertaruh membentuk bisnis yang lebih besar daripada kebanyakan, seperti mobil, pesawat luar angkasa dan lainnya hingga membawa bisnis ini sukses.  

November lalu, Tesla masuk ke delam indeks saham AS, S&P 500 sehingga menambah kekayaan bersih Elon Musk dan menjadikannya orang terkaya kedua di dunia, di belakang bos Amazon, Jeff Bezos.

"SpaceX melonjak dan Tesla meraung. Bagaimana CEO paling kreatif dan kontroversial di dunia mengubah satu industri demi industri, itulah mengapa dia masuk dalam Pengusaha Fortune Tahun Ini," tulis Fortune dikutip Rabu (3/12).

2. Lisa Su, CEO ADM

CEO perusahaan perangkat teknologi Advance Micro Devices (ADM) ini memiliki visi menyelamatkan perusahaan yang hampir bangkrut beranjak ke puncak prosesor PC membutuhkan waktu untuk direalisasikan. 

Tapi sekarang, desain chip Zen berkinerja tinggi yang sudah mencapai generasi ketiga dari produk aktualnya ini penjualannya melesat 44% hampir US$ 9 miliar dalam 12 bulan terakhir dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Hal ini membuat harga saham AMD, dari yang semula maish di bawah US$ 2 per saham pada 2016, belum lama ini menembus US$ 85 sehingga membuat nilai pasar saham perusahaan dari $ 100 miliar.

Su berambisi meningkatkan keuntungan  dengan menggunakan saham AMD  membeli pesaingnya, Xilinx seharga US$ 35 miliar untuk memecahkan pasar chip  dan  perangkat seluler 5G.

3. Jensen Huang, CEO Nvidia

Jensen merupakan CEO Nvidia dan salah satu pendiri dari perusahaan graphic processor unit tersebut. Ia mendirikan perusahaan pada 1993 dam fokus pada satu lini pembuatan chip komputer untuk pembuatan grafik dan video game.

Nvidia mengambil alih Intel pada tahun 2020 sebagai pembuat chip AS yang paling berharga. Jensen menyadari bahwa jenis chip yang sama juga akan cocok untuk pembelajaran mesin, kecerdasan buatan, dan analisis data besar dan belum terpikir saat itu untuk pengembangan cryptocurrency.

Saham Nvidia naik 122% tahun ini, memberi Huang penghasilan untuk akuisisi besar-besaran. Dengan dana US$ 40 miliar, dia bertaruh pada ARM yang berdesain chip untuk membantu Nvidia lebih memahami komputasi awan dan perangkat pintar.

4. Reed Hastings, CEO Netflix

Setahun terkhir, bisnis layanan streaming semakin booming. Netflix pun menghadapi beberapa pesaing tangguh dari Disney +, Peacock NBC, Apple TV + dan HBO Max. Namun, perusahaan tlah menyiapkan investasi besar dalam pemrograman orisinal dan viarian kontennya.

Strategi ini terbukti juti selama pandemi, dan Netflix akan keluar sebagai pemenang. Perusahaan ini menambah 28 juta pelanggan dalam sembilan bulan pertama tahun 2020, lebih tinggi dari yang diperoleh selama 2019 dan menuju rekor baru. Harga saham juga telah mencapai titik tertinggi baru. 

Ilustrasi Netflix (123RF.com/Charnsit Ramyarupa)

5. Elisabeth Gainers, CEO Fortescue Metal Group

Gaines berhasil mengatasi hambatan setahun terakhir yang diakibatkan krisis Covid-19 global dan memburuknya hubungan Australia dan Tiongkok, sebagai pasar utama Fortescue.

Faktanya, produsen bijih besi senilai US$ 12,8 miliar ini justru mencetak kinerja keuangan positif dan mencetak rekor tingkat pengembalian total 137% bagi investor.

Pemulihan ekonomi yang cepat serta melonjaknya permintaan industri baja Tiongkok usai pandemi menguntungkan perusahaan. 

6. Leonard Schleifer, CEO Regeneron Pharmaceutical

Bioteknologi Schleifer yang berbasis di New York ini  menjadi sorotan tahun ini terkait terapi antibodi untuk melawan Covid-19  dan digunakan untuk mengobati Presiden Donald  Trump.

Food Drug Administration (FDA) memberi izin penggunaan darurat pada akhir November. Regeneron juga baru-baru ini mengantongi persetujuan FDA untuk Inmazeb, antibodi lain dan obat untuk mengobati Ebola.

Inovasi tersebut telah membantu meningkatkan saham Regeneron dengan peningkatan pendapatan dan laba masing-masing  40% dan 47% selama 12 bulan terakhir.

7. Jeff Bezos, CEO Amazon

Sebagai nahkoda di balik raksasa e-commerce dan komputasi awan, Bezos beberapa tahun terakhir telah meninggalkan kesibukan di Amazon dan fokus pada strategi besar.

Namun selama pandemi, ia kembali memimpin Amazon karena perubahan kebiasaan konsumen mendorong operasional perusahaan secara maksimal. Amazon telah menambh lebih dari 400.000 pekerjaan baru tahun ini untuk memenuhi permintaan.

Alhasil, pendapatan perusahaan pada kuartal terakhir berhasil mendekati US$ 100 miliar  yang diikuti valuasi Amazon dan kapitalisasi pasar perusahaan mendekati US$ 1,6 triliun.

8. Shantanu Narayen, CEO Adobe System

Di bawah kepemimpinan CEO Shantanu Narayen, perusahaan penyedia alat desain dan penerbitan berusia 38 tahun ini terus berkembang menjadi bisnis besar berlangganan.

Meskipun lingkungan bisnis dan makroekonomi tahun ini menantang, perusahaan perangkat lunak tersebut baru-baru ini mengumumkan capaian kinerja keuangan kuartal ketiga terbaik. Pendapatan perusahaan tumbuh 14% dari tahun ke tahun, mencapai rekor US$ 3,3 miliar.

Adobe telah memperoleh keuntungan dari pertumbuhan di segmen media digitalnya, seiring dengan meningkatnya permintaan konten dan perangkat lunak untuk pembuatan dokumen dan tanda tangan elektronik.

9. Ajay Banga, CEO Mastercard

Ajay Banga yang memimpin memimpin Mastercard selama satu dekade memberikan pencapaian keuangan signifikan selama masa jabatannya.  Pertumbuhan laba tahunan perusahaan rata-rata mencapai 19%, dengan rasio pengembalian modal 40% lebih, dan total pengembalian pemegang saham mendekati 1.600%.

Mastercard secara ambisius mendukung prakarsa kelestarian lingkungan dan  membuat satu miliar orang yang tidak memiliki rekening bank di seluruh dunia masuk ke dalam jaringan keuangan. Warisan ini terus diingat sebelum ia menyerahkan jabatan CEO kepada penerusnya, Mastercard Michael Miebach mulai 1 Januari 2021.

10. Tricia Griffith, CEO Progressive

Selain pernah masuk ke dalam daftar "Most Powerfull Womena"  dan "Businessperson of The Year" di tahun 2018, Griffith melanjutkan pencapaian pada tahun ini.

Krisis Covid-19 meningkatkam keuntungan perusahaan asuransi yang berbasis di Cleveland. Keuntungan perusahaan naik 61% dalam 12 bulan terakhir, mencapai lebih US$ 5 miliar, dan saham perusahaan naik hampir tiga kali lipat sejak Griffith mengambil alih perseroan pada pertengahan 2016.

Selain nama-nama tadi, Fortune juga memilik 10 nama lain di dalam jajaran pebisnis tahun ini. Secara berurutan, daftar tersebut diisi oleh Ken Xe Kie (CEO Fortinet), Peter Wennink (CEO ASML Holding), David Powers (CEO Deckers Outdoors), Julie Sweet (CEO Accenture) dan Kristin Peck (CEO Zoetis).

Kemudian,  Sasan Goodarzi (CEO Intuit), Daniel Zhang (CEO Alibaba Group Holding), Adena Friedman (CEO Nasdaq), Bruce Broussard (CEO Humana) dan terakhir Cynthia Warner (CEO Renewable Energy Group).