Miniso Group Holding Ltd semakin agresif mengembangkan bisnis retail setelah melantai (initial public offering (IPO) di bursa Amerika Serikat (AS). Selain masif menambah gerai pernak-pernik, perusahaan akan merambah ke bisnis toko mainan, menantang Toy"R"US yang usahanya kembang kempis akibat disrupsi digital.
Dilansir dari Bloomberg, Miniso akan membuka toko mainan pertamanya yang diberi nama Toptoy di Guangzhou, Tiongkok bulan ini. Miniso melakukan terobosan pertamanya ke pasar mainan global senilai US$ 86 miliar dan berupaya mengambil kue dari raksasa mainan Toys "R" Us Inc.
Miniso selama ini dikenal karena menjual pernak-pernik berharga terjangkau mulai dari perangkat rumah tangga, gadget elektronik hingga kosmetik. Adapun rencana ekspansi bisnis tersebut diungkapkan pendiri sekaligus CEO Miniso, Ye Guofu kepada Bloomberg dalam wawancara eksklusif beberapa waktu lalu.
Perusahaan berharap, popularitasnya sebagai peretail harga terjangkau bisa memberikan pijakan di pasar mainan Negeri Panda senilai US$ 12 miliar. Dibandingkan Toys "R" Us yang menjual mainan untuk kalangan menengah atas, Toptoy disebut bakal menjual mainan dengan harga yang lebih murah dan berkualitas.
“Tiongkok belum memiliki merek mainan rumahan yang bagus untuk melayani anak-anak,” kata Ye yang seketika menjadi miliarder setelah IPO Miniso Oktober lalu.
Toptoy akan membedakan dirinya dari peretail mainan tradisional dengan berfokus pada produk tertentu yang populer di kalangan anak-anak dan dewasa di Tiongkok, seperti pop toys, mainan koleksi cartoon figures dan blind boxes berisi boneka.
Bloomberg Intelligence memperkirakan pasar mainan Tiongkok bakal menjadi yang terbesar di dunia pada 2022, melampaui industri AS yang saat ini bernilai US$ 25 miliar.
Sejak didirikan pada tahun 2013, Miniso telah mengoperasikan lebih dari 4.200 gerai di seluruh dunia. Sebanyak 60% di antaranya berada di Tiongkok dan sisanya tersebar di 80 negara termasuk AS.
Lebih dari 95% barangnya yang dijual di toko dibanderol dengan harga di bawah 50 yuan, termasuk rangkaian mainan yang ada yang di co-branded dengan brand asing seperti Marvel dan Disney.
Miniso saat ini menguasai hampir 60% pangsa pasar barang dagangan umum, tidak termasuk toko grosir. Di urutan kedua, ada peretail Jepang, Muji dengan ceruk pasar 13%, menurut data dari Euromonitor International. Namun dalam segmen mainan, perusahaan akan menghadapi persaingan ketat dari merek asing dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Sementara peretail mainan menutup toko di AS dan pasar lain karena popularitas e-commerce makin berkembang, toko mainan di Tiongkok masih menikmati pertumbuhan. Pasalnya, masih banyak orang tua senang membawa anak-anak mereka ke toko fisik untuk pengalaman interaktif.
Salah satu pemain yang bisnisnya nyaris mati adalah Toys "R" Us. Perusahaan telah mengajukan bangkrut di AS pada 2017 silam. Perusahaan padahal telah mengoperasikan lebih dari 180 toko di Tiongkok dengan kemitraan bersama Fung Retailing Ltd. yang berbasis di Hong Kon. Kerja sama ini berhasil membuahkan 12% pangsa pasar di rantai mainan Tiongkok, menurut Euromonitor.
Sementara itu, toko mainan New York FAO Schwarz mulai masuk Tiongkok pada 2019 dan Grup Lego berencana membuka puluhan toko di wilayah lain.
Miniso masih menghadapi tantangan utama dalam meralisasikan rencana ekspansi. Pandemi corona menurutnya memperlambat bisnis gerainya di seluruh dunia.
Meski begitu, dia menegaskan ekspansi akan terus berlanjut. Sejak IPO Oktober lalu, Miniso telah membuka 100 gerai baru di seluruh dunia dan menargetkan untuk membuka ratusan geria setiap tahun baik di negara asalnya maupun di luar negeri.
Setelah Guangzhou, toko Toptoy rencananya dibuka di Shenzhen dan kota-kota lainnya.