Kegagalan Pepsi Berinovasi di Bisnis Ponsel Pintar

123RF.com/TEA
Mesin dispenser Pepsi di sebuah restoran makanan cepat saji di Saint Petersburg, Rusia. Pepsi pernah berinovasid engan meluncurkan produk telepon seluler.
Penulis: Ekarina
8/1/2021, 20.00 WIB

Perusahaan berlomba-lomba berinovasi agar dapat bertahan, tapi tak semua merek berhasil berinovasi. Dikutip dari Enterpreneur, Pepsi Co. merupakan salah satu perusahaan yang gagal ketika menjajal berinovasi di sektor telepon selular.

Keputusan ini sempat mengejutkan produsen serupa seperti Motorola, Samsung atau Huawei.  Pada 2015, ketika ledakan smartphone muncul, proposal inovasi Pepsi pun tiba-tiba muncul di pasar. Ketika merek seperti Xiaomi atau Huawei mulai tumbuh, Pepsi seolah telah menemukan ruang baru untuk berkembang.

Pepsi mengungkap proyek barunya yang disebut Pepsi Phone atau Pepsi P1S, yang beroperasi dengan sistem Android. Produk tersebut terdiri dari dua seri, P1 dan P1S.

Saat diluncrukan, Pepsi menawarkan sesuatu yang sangat mirip dengan desain khas ponsel masa kini. Dibuat dengan bahan aluminium, tampilan luarnya mirip dengan kompetitornya, yang menawarkan layar 5,5 inchi dengan resolusi full HD. Ponsel ini juga menggunakan prosesor MediaTek, kamera 13 megapiksel dengan flash led ganda dan panel depan 5 megapiksel.

Tidak ada yang berbeda atau luar biasa dari inovasi yang ditawarkan oleh perusahaan dengan pengalaman dan afinitas terbesar di sektor telepon seluler. Apa daya tarik sebenarnya yang ingin Pepsi dapatkan dari pengguna di pasar adalah logo merek di bagian belakang perangkat pintar.

Pepsi ingin berinovasi dengan menjelajahi sektor lain di luar bidang sebelumnya di sektor minuman.

Perusahaan bertaruh untuk memberi pengguna 'tanda tangan' untuk berinteraksi dengan logo perusahaan yang biasanya hanya familiar terlihat pada kaleng soda, kaos dan ransel. Logo tersebut  selama bertahun-tahun telah menjadi incaran kolektor dan penggemar.

Namun faktanya, strategi itu tidak berhasil, terlepas dari kenyataan bahwa Pepsi dianggap sebagai merek kultus.

Halaman: