Donald Kendall, mantan CEO PepsiCo yang mengubah perusahaan menjadi produk konsumsi global, meninggal dunia pada usia 99 tahun. Dia dianggap berhasil membawa brand PepsiCo mendunia dan memimpin selama 23 tahun.
Selama masa jabatannya sebagai CEO, pendapatan perusahaan meningkat hampir 40 kali lipat, dari US$ 200 juta menjadi US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 112 triliun.
"Di bawah kepemimpinan Kendall, PepsiCo menjadi salah satu perusahaan produk konsumen terbesar di dunia dan mengangkat beberapa merek makanan dan minuman terlaris di dunia ke status ikonik," tulis manajemen PepsiCo dikutip dari CNN.com, Selasa (22/9).
Kendall pernah mengatakan bahwa pesaingnya, Coca-Cola telah memberi tempat terbaik bagi PepsiCo dalam "perang cola," yang justru menguntungkan kedua perusahaan. Persaingan tersebut hingga kini masih berlanjut melalui strategi kampanye dan iklan kedua perusahaan yang terkadang kontroversial.
Dia ditunjuk sebagai CEO pada 1963 dan sekitar dua tahun kemudian ia menandatangani kesepakatan penggabungan atau merger antara Pepsi-Cola dan Frito-Lay.
Kerja sama ini menciptakan strategi PepsiCo "modern" yang mendasari pemikiran orang yang makan keripik menikmati minuman pada saat bersamaan.
Sebelumnya, Pepsi menambahkan produk baru termasuk Diet Pepsi dan Mountain Dew yang dibeli melalui Tip Corp. of America.
Kendall pensiun dari jabatannya sebagai CEO pada 1986, namun tetap menjabat sebagai penasihat tepercaya PepsiCo. Secara total, dia mengabdi di perusahaan selama 39 tahun masa hidupnya.
Perjalanan Karier di PepsiCo
Pria yang lahir di Washington ini mengawali pekerjaannya di PepsiCo di divisi jalur pembotolan PepsiCo,lalu berpindah divisi ke bagian truk pengiriman. Karirnya melesat setelah ia berkasil menjual sirup ke restoran sebelum akhirnya naik pangkat menjadi eksekutif penjualan dan pemasaran perusahaan.
Kendall lantas diangkat sebagai wakil yang memimpin penjualan nasional pada 1952 dan beranjak ke posisi kepala pempinan operasi Pepsi-Cola International pada 1957 hingga 1963. Dia dinilai berhasil memimpin ekspansi Pepsi hingga saat itu terjual di 103 negara.
Ada satu momen yang membuat namanya dikenal saat itu. Kendall menyajikan Pepsi, minuman bersoda Amerika Serikat kepada Perdana Menteri Rusia Nikita Khruschev di sela perang dingin kedua negara pada 1959. Minuman itu ia sajikan pada Pameran Nasional Amerika di Moskow.
“Saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa kami dapat membuat produk di Moskow yang sama baiknya dengan yang kami buat di AS,” kata Kendall kala itu dikutip dari Bloomberg.
Surat kabar di seluruh dunia memuat foto dan laporan tentang benturan budaya. "Cola Memikat Para Pemimpin Soviet: Pujian atas Penyegaran 'Kapitalis' yang Dimiliki Menjadi Signifikan," tulis tajuk New York Times, mengutip kalimat yang diucapkan Kruschev bahwa produk itu menyegarkan.
Selang beberapa tahun kemudian atau tepatnya pada 1974, Pepsi resmi masuk ke Uni Soviet lewat pembukaan pabrik pembotolan pertama. Ini terjadi usai kesepakatan yang dibuat Kendall dengan kementerian perdagangan Soviet.
Sebagai imbalan, PepsiCo membantu memperluas distribusi vodka Stolichnaya serta minuman beralkohol lainnya dari Uni Soviet. Pada 1978, Pepsi dan Uni Soviet sepakat memperluas kedua operasi tersebut.
Keluarga Kendall mengonfirmasi meninggal di rumah pada Sabtu (19/9).
"Kami semua di PepsiCo sangat terpukul dengan meninggalnya Don Kendall," kata Chairman dan CEO PepsiCo Ramon L. Laguarta dalam pernyataannya.
Menurutnya, Kendall merupakan arsitek di keluarga PepsiCo. yang tak kenal lelah dalam mengembangkan bisnis perusahaan, pemimpin yang tak kenal takut, dan penjual ulung.