Fenomena panik belanja melanda Amerika Serikat setelah penyebaran virus corona semakin meluas. Akibatnya, penjualan tisu toilet, aspirin, sereal, hingga baterai di perusahaan e-commerce Amazon naik hingga 1.000% atau 10 kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Salah satu peritel di Amazon, CEO CommerceIQ Guru Hariharan mengatakan penjualan untuk 27 bungkus kertas toilet atau sekitar 1.000 lembar kertas toilet secara spesifik naik 944% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan, penjualan banyak barang dalam kemasan, termasuk sereal, aspirin, dan baterai, naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan penjualan pada 2019.
Bahkan para perusahaan retail online tersebut tak memiliki stok barang yang cukup di gudangnya. Sehingga peritel harus menunggu hingga tiga minggu untuk memenuhi stok barang.
(Baca: Banyak Pemesanan saat Pandemi Corona, Amazon Tambah 100 Ribu Karyawan)
Di tengah melonjaknya permintaan barang tersebut, menurut pekerja Amazon, staf di beberapa lokasi justru menurun. Sebanyak setengah pekerja perusahaan itu telah tinggal di rumah untuk menghindari virus corona.
Lonjakan permintaan itu telah mendorong perusahaan milik Jeff Bezos itu untuk merekrut 100 ribu karyawan baru di Amerika Serikat dalam waktu dekat seperti dikutip dari TechCrunch, Selasa (17/3).
Ribuan karyawan baru ini akan bekerja di gudang dan pengiriman barang mengingat permintaan terus naik lantaran virus corona. Pekerja di kantor pusat perusahaan juga akan mendapatkan tambahan US$ 2 per jam hingga akhir April.
Tak hanya di AS, Amazon juga akan memberikan tambahan imbalan bagi pekerja di Inggris sebesar £2 per jam dan €2 per jam di Uni Eropa. Secara total, perusahaan menghabiskan sekitar US$ 350 juta guna meningkatkan kompensasi pekerjanya di AS, Eropa, dan Kanada.
(Baca: AS Ajak Facebook, Google hingga Amazon Tangani Wabah Corona)