Startup e-commerce Shopee menargetkan bisa mengekspor produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun ini. Karena itu, perusahaan rintisan asal Singapura berfokus mengkaji pasar di negara lain.
Saat ini, baru 5.000 produk UMKM yang diekspor melalui platform Shopee. Program ekspor ini juga baru menyasar pasar Singapura dan Malaysia.
"Akhir bulan ini, asalkan pandemi (virus corona) tidak berpengaruh banyak, kami ekspor sejuta lebih produk UMKM," kata Radityo di Jakarta pada Kamis (12/3). Pada akhir bulan ini, perusahaan menargetkan bisa menyasar Filipina.
Perusahaan optimistis produk UMKM Indonesia bakal diterima pasar Filipina. Produk yang akan dipasarkan yaitu kategori fashion, kosmetik, dan peralatan rumah tangga. "Itu cocok di pasar Filipina, termasuk harga dan kemampuan pembeli," ujar dia.
(Baca: Corona Gerus Impor dari Tiongkok 90%, Shopee & Blibli Lihat Peluang)
Setelah menyasar Filipina, Shopee berencana menggaet pasar di Taiwan, Vietnam dan Thailand. Radityo optimistis produknya bakal laku terjual di keempat negara itu.
Perusahaan menggelar program ekspor produk UMKM Indonesia dengan nama Kreasi Nusantara sejak 2018. Setelah pilot project, ekspor baru dilakukan pada 2019. Shopee mengklaim, programnya itu bisa meningkatkan transaksi UMKM—yang terlibat—hingga delapan kali lipat.
Pasar ekspor dirasa cukup besar. Berdasarkan hasil pilot project ekspor Shopee, produk lokal UMKM Indonesia bisa diterima di pasar Singapura dan Malaysia. Selain itu, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) dinilai bisa mendorong ekspor produk UMKM.
Wabah virus corona juga dinilai belum berdampak terhadap ekspor produk UMKM di Shopee. “Saya sudah sampaikan ke pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Saya bilang apa adanya, kami sangat normal, saya cek tiga kali. Bukan stagnan tapi termasuk pertumbuhan," ujar dia.
(Baca: Gaet E-Commerce, Menteri Koperasi Target Ekspor UMKM Naik 2 Kali Lipat)
Agar target bisa tercapai, Shopee memastikan kualitas produk sesuai standar ekspor. Hal itu untuk memastikan produk bisa diterima di pasar ekspor. "Stoknya juga harus dipastikan siap. Pemain global harus punya standar internasional. Baru nanti dapat kepercayaan pasar,” katanya.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan potensi ekspor di e-commerce cukup besar. Menurutnya, e-commerce salah satu saluran yang memudahkan perdagangan termasuk ekspor.
"Membuat interaksi antara negara A dan B semakin intensif. Jadi tidak lagi membutuhkan biaya yang berlebihan," kata Jerry.
(Baca: Ekspor Produk UMKM Baru 14%, Menteri Koperasi Kaji Gaet E-Commerce)