PT Investa Hipa Teknologi meluncurkan aplikasi HiPajak pada pekan lalu (29/1). Perusahaan mengincar segmen pekerja lepas seperti Youtuber dan Selebgram, serta pedagang online yang berjualan di e-commerce.
Perusahaan menargetkan 1 juta pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pajak melalui platform-nya pada tahun ini. “Bentuknya semacam kampanye membantu pemerintah dalam perpajakan," kata CEO HiPajak Tracy Tardia di Jakarta, pekan lalu (29/1).
Tracy juga menargetkan 100 ribu pengguna pada 2020. Karena itu, HiPajak berfokus menyasar segmen pekerja lepas (freelance) serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menghitung sendiri besaran pajaknya.
Berbeda dengan karyawan yang pajaknya dipotong dan dibayarkan langsung oleh perusahaan tempatnya bekerja. "Kami akan kerja sama dengan komunitas, e-commerce dan perbankan," ujar Tracy.
Selain itu, pertumbuhan pekerja nonkaryawan sangat cepat. Berdasarkan laporan kinerja Direktorat Jenderal atau Ditjen Pajak pada 2018, wajib pajak orang pribadi nonkaryawan tumbuh 74,28% dibanding tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Karena itu, perusahaannya menyediakan platform guna memudahkan para pekerja lepas membayar dan melaporkan pajaknya. (Baca: Ditjen Pajak Imbau Masyarakat Hindari Aplikasi SPT Pajak Tak Resmi )
Sejauh ini, HiPajak sudah bekerja sama dengan Blibli.com. "Ke depan lebih banyak lagi kerja sama dengan e-commerce. Karena akan ada peraturan baru soal e-commerce berkaitan dengan pajak,” kata dia.
Namun, HiPajak belum menjadi mitra resmi Ditjen Pajak hingga saat ini. Pembayaran pajak baru bisa dilakukan melalui bank. HiPajak bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk melayani penggunanya membayar pajak.
Perusahaan menargetkan bisa menjadi mitra resmi Ditjen Pajak pada tahun ini. "Itu target kami. Tapi banyak proses. Setelah dibuka pendaftaran, prosesnya masih panjang. Kami sekarang ingin buktikan dulu," ujar dia.
(Baca: Aplikasi Ini Adopsi Teknologi Blockchain untuk Pembayaran Pajak)
Beberapa fitur HiPajak yang bisa digunakan antara lain rekomendasi, catat dan kalkulasi, serta konsultasi pajak. Perusahaan juga tengah mengembangkan fitur bayar dan lapor pajak.
HiPajak menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Dengan begitu, Tracy mengklaim platform-nya dapat mengalkulasikan pajak pengguna dan memberikan konsultasi menggunakan chatbot.
Untuk biaya penggunaan, HiPajak menerapkan harga promo di awal peluncurannya. Bagi yang ingin berlangganan, harganya Rp 25 ribu per bulan. Sedangkan untuk UMKM di bawah Rp 300 ribu per bulan.
(Baca: Warburg Pincus Pimpin Pendanaan Rp 375 Miliar untuk OnlinePajak)