Decacorn Tanah Air, Gojek memperkuat layanan video streaming besutannya, GoPlay dengan menyediakan beragam konten lokal. Hal ini menjadi salah satu cara untuk bisa bersaing dengan perusahaan penyedia Video on Demand (VoD) lainya, seperti Iflix dan Netflix.
Vice President Marketing GoPlay Sasha Sunu mengatakan, banyaknya pesaing berdampak positif terhadap konsumen karena layanan semestinya membaik. Perusahaannya memilih berfokus mengembangkan konten di platform.
Salah satu caranya dengan menggaet rumah produksi (production house/PH). “Kami berfokus mengembangkan konten dan cerita yang disajikan. Ke depan ada banyak variasi cerita," katanya di Jakarta, Selasa (12/11).
Kali ini, GoPlay menghadirkan serial lokal bertajuk ‘Kata Bocah The Show’ dengan menggandeng Famous All Star. Konten bergenre komedi ini berdurasi 20 menit, dan menonjolkan celotehan anak-anak terkait kehidupan orang dewasa di Indonesia.
Serial itu diluncurkan pada 30 September lalu. "Kata Bocah The Show telah banyak menarik penggemar dan fans di tanah air," kata Sasha. Namun, ia enggan menyebut jumlah penontonnya.
(Baca: Perkuat Bisnis Konten, Gojek Akan Rilis 3 Video Serial Lokal di GoPlay)
Untuk terus mengembangkan konten berkualitas, GoPlay bakal menggandeng lebih banyak sineas muda dan pendongeng (storytaller) Tanah Air. Bahkan, perusahaannya tidak menutup kemungkinan untuk membiayai produksi film.
Menurut dia, platform seperti GoPlay menjadi alternatif bagi sineas Indonesia dalam menayangkan film-filmnya dan menjangkau lebih banyak penonton. “Kami ingin bekerja sama dengan PH atau sineas yang belum ataupun pernah membuat film,” kata dia.
Selain itu, GoPlay akan terintegrasi dengan layanan yang ada di Gojek. Ia mencontohkan, pengguna GoPlay bisa mendapat 60 voucher GoFood atau membayar konten lewat GoPay.
Gojek mengembangkan layanan sejak awal tahun lalu. Seperti Netflix yang memproduksi sendiri beberapa tayangannya, beberapa konten yang tayang melalui Go-Play nantinya juga akan diproduksi secara internal melalui GoStudios.
(Baca: Babak Baru Pertarungan Gojek dan Grab di Tiga Layanan)
Beberapa film yang didukung oleh GoStudios seperti Kulari ke Pantai, Keluarga Cemara, Buffalo Boys, Kucumbu Tubuh Indahku, Aruna dan Lidahnya, serta 27 Steps of May. Mengutip dari DealStreetAsia, Gojek juga sudah menunjuk pemimpin unit usaha Gojek Entertainment Group, yakni Edy Sulistyo. Edy akan memimpin GoPlay, GStudio, Go-Live, Loket, dan GoTix.
Di Indonesia, ada beragam layanan VoD seperti Iflix, Netflix, Hooq, dan lainnya. Pesaing Gojek yakni Grab menggandeng Hooq untuk menyediakan fitur video streaming.
Bahkan, perusahaan telekomunikasi hinga e-commerce juga masuk ke layanan VoD. Bukalapak misalnya, menyediakan BukaNonton yang bisa diakses lewat aplikasi sejak Juni 2018 lalu. Peluncuran produk baru ini berbarengan dengan momen mudik, sehingga Bukalapak juga menyediakan Wireless Fidelity (WiFi) di beberapa kereta api.
PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) pun meluncurkan aplikasi video digital MAXstream pada Juni 2018 lalu. Aplikasi ini menawarkan layanan dalam tiga kategori yaitu saluran gratis (free channels), basic channels, dan premium channels.
(Baca: Disuntik Modal Ventura Jepang Rp 709 Miliar, Anime Bakal Ada di Gojek)
PT Elang Mahkota Teknologi atau Emtek Group lewat anak usahanya PT Kreatif Media Karya lebih dulu merilis layanan VoD bernama Vidio pada Oktober 2014. Vidio menayangkan saluran televisi (TV) milik Emtek seperti SCTV dan Indosiar hingga konten berita dari Bintang, Bola, dan Liputan6.
Tak mau kalah, PT MNC Investama Tbk atau MNC Group meluncurkan MeTube pada Mei 2015. Layanan ini menyediakan saluran TV milik MNC Group, termasuk in house production berupa exclusive series. Layanan video meTube ini secara resmi terbuka bagi masyarakat umum pada 29 Januari 2016.
Selain itu, muncul lagi layanan VoD bernama Oona TV besutan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT Metranet dan PT NFC Indonesia. Aplikasi ini sudah diunduh satu juta kali, dua bulan sejak diluncurkan.
Berdasarkan data Statista, pendapatan dari iklan berbasis video di Indonesia diproyeksikan mencapai Rp 4,3 triliun pada tahun ini. Tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) iklan berbasis video pun diproyeksi 25,9% per tahun.
(Baca: Pertumbuhan Penonton Streaming Video Melebihi Bioskop)