Bukalapak bakal berfokus pada segmen warung dalam lima tahun ke depan. Salah satu unicorn Tanah Air ini mencatat, warung berkontribusi 65-70% terhadap transaksi retail nasional.
Perusahaan e-commerce ini telah menggaet 2,5 juta warung dan agen individual yang disebut Mitra Bukalapak. Sebanyak 1,2 juta di antaranya merupakan warung tradisional di 477 kota/kabupaten Indonesia, yang bertransformasi menjadi berbasis digital.
Namun, ada sekitar enam juta warung di Tanah Air. “Bisa dibayangkan warung tradisional di kota-kota kecil Indonesia yang tadinya hanya menjual kebutuhan sehari-hari secara perlahan beralih fungsi sebagai sarana untuk mengenalkan adopsi digital,” kata CoFounder sekaligus Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid dalam siaran pers, Jumat (8/11).
Saat ini, Mitra Bukalapak yang terjauh berada di Timika, Papua. Ia ingin mentransformasikan warung tradisional di Indonesia secara berkelanjutan. “Kami (ingin) membangun masyarakat inklusif yang berperan aktif terhadap kemajuan ekonomi digital Indonesia,” katanya.
(Baca: Riset CLSA: Warung Jadi Medan Perang Berikutnya Bagi Unicorn)
Perusahaan e-commerce ini juga sudah mengembangkan Mitra Bukalapak selama dua tahun terakhir. Salah satu layanan yang disediakan oleh mitra warung adalah pembayaran berbasis standardisasi kode Quick Response (QRIS). Layanan pembayaran itu bisa melalui LinkAja, GoPay, OVO, DANA dan lainnya.
Alhasil, mereka bisa menjual produk digital seperti bayar tagihan, pulsa, dan lainnya. Bukalapak target 10 ribu Mitra Bukalapak implementasi QRIS hingga akhir tahun ini.
Startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar ini pun sudah mendaftarkan 95 ribu Mitra Bukalapak ke fitur Google Bisnisku (Google My Business). Dengan begitu, lokasi warung bakal muncul di Google Maps dan penelusuran Google.
(Baca: Dorong Transaksi, Bukalapak Daftarkan 95 Ribu Warung di Google Bisnis)
Bukalapak ingin menyelaraskan strategi bisnis untuk menciptakan masyarakat inklusif di kota besar hingga ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia. “Kami percaya teknologi itu harus dapat diakses oleh siapa saja dari berbagai latar belakang usia dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” kata Fajrin.
Perusahaan juga bekerja sama dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Utamanya, terkait pembiayaan Ultra Mikro (UMi) untuk Mitra Bukalapak.
Secara umum, Bukalapak sudah menggaet lebih dari lima juta pelapak, serta 2,5 juta mitra warung dan agen. Perusahaan juga memiliki lebih dari 70 juta pengguna.
Salah seorang pemilik warung Mitra di Kemayoran, Buhari mengaku senang karena bisa bertransformasi ke arah digital. “Sekarang, warung saya bisa dipromosikan ke jutaan orang di Google. Menambah pelanggan, otomatis menambah pemasukan,” katanya.
(Baca: Berubah Jadi GrabKios, Warung Kudo Tawarkan Emas hingga Umrah)