Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Alibaba Group Holding Limited mencatat, jumlah pengguna aktif bulanan (month active user/MAU) mencapai 785 juta. Sejalan dengan hal itu, pendapatannya pun tembus US$ 16,65 miliar atau sekitar Rp 233,1 triliun per September 2019.
Chairman sekaligus CEO Alibaba Group Daniel Zhang mengatakan, tepat pada September lalu, perusahaannya berusia 20 tahun. “Ekonomi digital kami terus tumbuh dan berkembang. Kami memiliki target untuk melayani satu miliar konsumen aktif tahunan pada akhir tahun fiskal 2024,” katanya dalam siaran pers, akhir pekan lalu (1/11).
Selain itu, perusahaan besutan Jack Ma ini menargetkan nilai transaksi (Gross Merchandise Volume/GMV) tahunan tembus 10 triliun yuan atau sekitar Rp 19,74 kuadriliun pada akhir 2024. Alibaba pun sudah menyentuh GMV 376,84 miliar yuan atau US$ 56 miliar (sekitar Rp 806,4 triliun) per Maret 2019 lalu.
Untuk mencapai target tersebut, Daniel bakal terus berinvestasi dalam hal peningkatan pengalaman pengguna dan teknologi inovatif. Hal ini dilakukan untuk menciptakan nilai-nilai baru bagi konsumen dan jutaan perusahaan mitra yang bertransformasi menjadi berbasis digital.
(Baca: Alibaba Memasuki Dekade Kedua, Jack Ma Berbagi 3 Pelajaran Bisnis)
Chief Financial Officer (CFO) Alibaba Group Maggie Wu menambahkan, pendapatan perusahaan tumbuh 40% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 16,65 miliar. Begitu juga dengan Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan naik 39% yoy menjadi 37,10 miliar yuan atau sekitar US$ 5,19 miliar.
Sedangkan EBITA yang disesuaikan untuk perdagangan utama naik 29% yoy, menjadi 38,57 miliar yuan atau US$5,40 miliar. Lalu, EBITA yang disesuaikan dari perdagangan utama berbasis marketplace naik 28% yoy, menjadi 45,61 miliar yuan atau US$6,38 miliar.
Perhitungan tersebut dengan pengukuran non Generally accepted accounting principles (GAAP). GAAP merupakan kerangka kerja standar pedoman akuntansi keuangan yang digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu.
(Baca: Transaksi Capai Rp 12.283 Triliun, Pendapatan Alibaba Tumbuh 51%)
Laba terdilusi per American depositary share (ADS) mencapai 27,51 renminbi atau sekitar US$ 3,85. ADS adalah saham berdenominasi dolar AS dari perusahaan asing yang menjadi emiten di bursa saham Amerika Serikat (AS).
Sedangkan penghasilan dari operasional tumbuh 51% yoy menjadi 20,36 miliar renminbi atau sekitar US$2,85 miliar. “Kami melanjutkan laju pertumbuhan pendapatan dan keuntungan, serta arus kas yang kuat untuk investasi jangka Panjang,” kata Maggie.
Pencapaian itu sejalan dengan jumlah pengguna bulanan (MAU) yang naik 30 juta dibanding Juni, menjadi 785 juta pada September 2019. Begitu juga dengan jumlah konsumen aktif tahunan marketplace Alibaba di Tiongkok mencapai 693 juta, naik 19 juta dibanding Juni 2018.
(Baca: Pendapatan Alibaba Tembus Rp 237,7 Triliun per Juni 2019)