Kontribusi E-Commerce ke PDB Diproyeksi Rp 2.305 Triliun pada 2030

Arief Kamaludin | KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
12/2/2019, 16.17 WIB

Kontribusi e-commerce terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia baru mencapai Rp 125 triliun pada 2017. Proyeksi Hinrich Foundation, angka tersebut bakal naik 18 kali lipat menjadi Rp 2.305 triliun pada 2030.

Mitra AlphaBeta Genevieve Lim menjelaskan, perdagangan online meningkatkan produktivitas melalui enam cara. Pertama, mengidentifikasi dan membangun pasar baru. Kedua, menekan biaya dan mempercepat manajemen data. Ketiga, mendukung kolaborasi lintas batas. Keempat, memperkaya data secara mendalam.

Kelima, memperkenalkan model bisnis yang efisien. Keenam, memperkecil rantai distribusi. "Infrastruktur yang dibangun membuat bisnis menjadi lebih efisien," kata dia saat peluncuran penelitian bertajuk “The Digital Komodo Dragon: How Indonesia can capture the digital trade opportunity at home and abroad' di Grha Niaga, Jakarta, Selasa (12/2).

Penelitian itu juga menyebutkan, bahwa e-commerce paling berkontribusi terhadap sektor agrikultur dan makanan. Pada 2017, nilai tambah perdagangan digital terhadap sektor ini sebesar Rp 27 triliun. Nilainya diproyeksi naik menjadi Rp 548 triliun di 2030.

(Baca: PP E-Commerce dan 3 Kebijakan Ekonomi Digital Bakal Dirilis Tahun Ini)

Lalu, nilai tambah e-commerce terhadap sektor consumer dan retail diproyeksi naik dari Rp 14 triliun di 2017 menjadi Rp 539 triliun di 2030. Terhadap sektor infrastruktur, nilai tambahnya diperkirakan meningkat dari Rp 14 triliun menjadi Rp 289 triliun di 2030.

Sementara peran e-commerce terhadap sektor berbasis Sumber Daya Alam (SDA) diprediksi naik dari Rp 14 triliun menjadi Rp 272 triliun di 2030. Lalu, nilai tambah sektor ini terhadap layanan keuangan diperkirakan naik dari Rp 35 triliun menjadi Rp 235 triliun di 2030.


Terhadap sektor manufaktur, peran e-commerce diproyeksi naik dari Rp 2 triliun menjadi Rp 178 triliun di 2030. Lalu, terhadap sektor edukasi perannya diprediksi naik dari Rp 17 triliun menjadi Rp 143 triliun di 2030. Kemudian, peran perdagangan digital terhadap sektor kesehatan diperkirakan naik dari Rp 3 triliun menjadi Rp 101 triliun di 2030.

Adapun, kontribusi e-commerce terhadap total ekspor Indonesia diperkirakan mencapai US$ 18 miliar atau Rp 240 triliun pada 2030. Proyeksi tersebut naik 8,5 kali lipat dari 2017 yang hanya Rp 28 triliun atau 1% terhadap total ekspor Indonesia.

(Baca: Bisnis E-Commerce, Zilingo Kantongi Investasi Rp 3,2 Triliun)

CEO Hinrich Foundation Kathryn Dioth mengatakan, perdagangan digital atau e-commerce berpotensi untuk menumbuhkan jumlah nilai ekspor Indonesia secara signifikan. "Jika hambatan perdagangan digital dikurangi, kontribusi sektor barang dan jasa digital terhadap ekspor bisa naik delapan kali lipat lebih di 2030," ujarnya.

Meski begitu, kontribusi e-commerce yang sebesar Rp 125 triliun di 2017, hanya sekitar 0,9% terhadap PDB yang sebesar Rp 13.588,8 triliun. Jika mengacu pada proyeksi Pwc bahwa PDB Indonesia bakal menyentuh US$ 12.475 pada 2030, maka kontribusi e-commerce meningkat menjadi 1,4% terhadap PDB.

Adapun Hinrich Foundation adalah organisasi nirlaba yang fokus untuk mendorong perdagangan global secara berkelanjutan. Sementara AlphaBeta, merupakan suatu usaha di bidang penasihat strategi dan ekonomi berbasis yang melayani klien di Australia dan Asia.

Reporter: Desy Setyowati