Jajaki Pendanaan Baru, Valuasi Traveloka Ditaksir Capai Rp 61 Triliun

Dok. Pribadi
CEO Traveloka Ferry Unardi
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
1/11/2018, 10.35 WIB

Perusahaan online travel agent, Traveloka dikabarkan sedang menjajaki putaran pendanaan baru. Bila investasi baru itu sukses diraih Traveloka, valuasinya diperkirakan mencapai US$ 4,1 miliar atau Rp 61,5 triliun.

"Awal bulan bulan lalu, mereka dalam pembicaraan untuk putaran pendanaan baru yang akan menggandakan valuasinya menjadi US$ 4,1 miliar," demikian dikutip dari The Information.

Hanya, Traveloka enggan memberi tanggapan seputar investor yang bakal terlibat dalam pendanaan baru tersebut, maupun nilainya. "Kami tidak bisa berkomentar terhadap rumor," kata Manajer Humas Traveloka Busyra Oryza kepada Katadata, Kamis (1/11). 


Kendati begitu, Bloomberg sempat melaporkan bahwa Traveloka bakal mengantongi investasi sebesar US$ 400 juta atau sekitar Rp 6 triliun. Pendanaan baru ini akan digunakan untuk mempercepat upaya ekspansi mereka.

Menurut sumber Bloomberg, Traveloka akan mendorong pertumbuhan transaksi di luar penjualan tiket pesawat dan pemesanan hotel. Traveloka kini juga tengah mengembangkan jasa penjualan tiket hiburan, konser, hingga fasilitas pendukung travelling lain seperti jaringan telekomunikasi di luar negeri.

(Baca juga: Bos Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak Jadi Orang Terkaya RI)

Sebelumnya, salah satu unicorn Indonesia ini mendapatkan investasi dari Expedia sebesar US$ 350 juta pada Juli 2017. Suntikan pendanaan tersebut membuat nilai valuasi Traveloka mencapai US$ 2 miliar.

Lalu, pada akhir tahun lalu, Traveloka juga dikabarkan menerima investasi sekitar US$ 500 juta dari sejumlah investor. Pada putaran pendanaan tersebut, beberapa investor seperti East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, dan Sequoia Capital turut ambil bagian.

Traveloka adalah startup teknologi pertama Indonesia yang mengembangkan bisnisnya ke Asia Tenggara. Didirikan oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang, Traveloka telah memiliki cabang operasional di Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Vietnam.

“Kami terus menggunakan teknologi untuk mengembangkan produk yang memahami kebutuhan pelanggan. Hal ini yang membuat kami terus berkembang ke negara lain,” kata CEO dan Co-Founder Traveloka Ferry Unardi, beberapa waktu lalu.

Dengan populasi lebih dari 620 juta jiwa dan jumlah kelas menengah yang tengah tumbuh, Google dan Temasek Holding memperkirakan pasar travel online di Asia Tenggara akan berlipat ganda. Dari US$ 26,6 miliar pada 2017, pasar travel online di Asia Tenggara diprediksi menjadi US$ 76,6 miliar pada 2025.

Reporter: Desy Setyowati