Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Tiongkok, Alibaba untuk mempromosikan produk-produk Indonesia. Salah satu produk yang diusung untuk menjadi andalan adalah manggis.
Dalam pertemuan dengan Jack Ma, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mendorong pemasaran manggis lewat Alibaba. "Mereka (Alibaba) mau manggis. Kalau produknya banyak dan konsisten, itu luar biasa. Bisa menjadi (seperti) durian Thailand," ujarnya di Hotel Laguna, Bali, Jumat (13/10).
Saat ini manggis memang belum dapat dipasarkan di Tiongkok karena Alibaba mensyaratkan pasokan dalam jumlah besar dan konsisten. "Syaratnya, minimal harus ada 1 juta stok," kata dia.
Hanya, Alibaba telah berkomitmen untuk memasarkan lima produk Indonesia di platform-nya pada kampanye Single’s Day, 11 November 2018 mendatang. Kelima produk itu adalah Kopi Kapal Api (luwak drip); Biskuit Recheese; Papatonk Premium Shrimp Crackers; Indomie; dan Yang TyTy Sarang Burung Walet.
(Baca juga: Alibaba Akan Jual Indomie hingga Kopi Kapal Api di Tiongkok)
Alibaba akan menyediakan fitur khusus bernama Paviliun Indonesia untuk memasarkan produk-produk tersebut di platform-nya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menambahkan, bahwa manggis berpeluang menyaingi popularitas durian monthong asal Thailand di platform Alibaba.
"Pada kampanye 11.11 (lalu), (produk) durian semenit bisa terjual 80 ribu (paket). Mereka sudah menjual 2 miliar (paket produk) durian sampai saat ini. Tetapi yang memanfaatkan hanya Thailand dan Malaysia," ujarnya.
Ia juga menyatakan bahwa kerja sama dengan Alibaba tidak akan berakhir pada pesta diskon 11 November saja. Menurutnya, kerja sama pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan Alibaba akan berlangsung hingga tiga tahun ke depan. Nantinya, Alibaba akan memberi pelatihan kepada UMKM Indonesia.
"Selama tiga tahun ke depan, bagaimana meningkatkan human capital dan UMKM supaya bisa naik kelas dan pasarkan produk secara masif ke seluruh dunia," kata dia. "Juga bagaimana produk Indonesia dipasarkan secara berkelanjutan, tidak hanya saat kampanye 11.11."
Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun mengatakan, ada syarat yang harus dipenuhi supaya suatu produk bisa ditransaksikan di platform Alibaba, yakni kebersihan, kapasitas, dan kualitas.
"Sebanyak 70% pasar burung walet di Tiongkok itu juga berasal dari Indonesia, nilainya sudah US$ 230 juta," kata Djauhari. Harapannya, kehadiran produk Indonesia di platform e-commerce terbesar di Tiongkok itu bisa meningkatkan ekspor dan investasi.